Sutradara film "Titanic", James Cameron, belum puas menaklukan tempat yang belum pernah diinjak manusia. Setelah kembali dari titik terdalam Bumi di Palung Mariana, Cameron siap bertualang ke luar angkasa.
Cameron, bersama dua pemimpin eksekutif Google, Larry Page dan Eric Schmidt, dilaporkan tengah membangun perusahaan misterius bernama "Planetary Resources". Rencananya, perusahaan ini akan diluncurkan pada 24 April 2012 dalam sebuah jumpa pers di Museum of Flight in Seattle, Washington, Amerika Serikat.
Menurut rilis dari MIT's Technology Review, perusahaan ini akan "meliputi dua sektor kritis --eksplorasi luar angka dan sumber daya alami". Spekulasi yang beredar menyebut perusahaan ini juga berhubungan dengan penambangan asteroid.
Situs The Verge mendukung spekulasi ini dengan menyebut jika penambangan tersebut adalah tujuan dari Planetary Resources. Terutama dengan terlibatnya Peter Diamandis sebagai kepala operasional. Diamandis pernah tampil di tahun 2005 dengan menyebut, "Semua yang kita nilai berharga di planet ini tersedia di lingkungan luar Bumi dalam jumlah tidak terbatas."
Ahli astronomi Amerika Serikat Phil Plait juga mengemukakan hal sama ."Sumber daya apa yang ada di luar angkasa? Tenaga surya masih mungkin, tapi saya punya keyakinan kuat jika mereka (Planetary Resources) mengincar penambangan asteroid," tulis pria yang menjalankan situs BadAstronomy itu.
Selain Cameron, Page, dan Schmidt ada beberapa tokoh besar lain di dalam perusahaan ini. Seperti Chairman of Intentional Software Corporation, Charles Simonyi; penemu Sherpalo dan salah satu dewan direksi Google, K. Ram Shriram; Ketua Hillwood and The Perot Group, Ross Perot Jr.
Terlibat juga pengusaha Eric Anderson yang mencetuskan perusahaan Space Adventure. Inilah satu-satunya perusahaan yang berhasil menembus perjanjian bernilai jutaan dolar agar bisa menerbangkan warga sipil ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Selain itu dari pihak teknis, disebut nama mantan astronaut Tom Jones sebagai penasihat. Serta mantan manajer misi Badan Antariksa AS (NASA) ke Mars, Chris Lewicki, sebagai presiden perusahaan merangkap chief engineer.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR