Pulau Sumatra merupakan bagian dari Lempeng Eurasia yang bergerak sangat lambat dan berinteraksi dengan Lempeng Hindia-Australia. Zona pertemuan antar kedua lempeng tersebut membentuk palung yang dikenal dengan nama zona tumbukan atau subduksi.
Akibat benturan, terbentuklah sejumlah besar sesar atau patahan di Sumatera. Patahan Sumatra ini menyayat Pulau Sumatra mulai dari Aceh hingga Teluk Semangko, Provinsi Lampung. Sepanjang kurang lebih 1.650 kilometer.
Ini juga yang menjadikan Sumatra wilayah yang rawan gempa dan tsunami. Aktivitas kegempaan tinggi di wilayah ini akibat faktor pergerakan telah terjadi sejak masa Paleozoikum-Mesozoikum-Tersier. Sekalipun kerap diguncang gempa, tidak gampang menemukan rekaman kejadian itu.
Rujukan tertulis tentang gempa serta tsunami di Sumatra umumnya diambil dari catatan asing, yang jumlahnya juga tak terbilang banyak. Misalnya laporan penjelajah berkebangsaan Perancis, De Puy, tentang gempa tsunami Padang 1797.
Ada pun catatan gempa yang direkam dalam rupa kisah mitologi oleh Tuanku Kadhi Abdurrasyid, pewaris Surau Lubuk Ipuh, Kanagarian Kurai Taji di Kecamatan Nan Sabaris, Padangpariaman. Dalam mitos itu disebut penyebab gempa adalah goyangan seekor kerbau yang menyangga bumi dan berada di bawah permukaan bumi di lapisan ketujuh.
Sumber tertulis lokal merupakan dua buah buku, yang pertama autobiografi karangan Muhamad Radjab berjudul Semasa Kecil di Kampung, 1913-1928 yang memuat pengalaman gempa Sumbar pada 28 Juni 1926, serta buku Riwajat Hidup dan Perasaan Saja tulisan Moehammad Saleh tahun 1935.
Oman Fathurahman, Ketua Umum Masyarakat Pernaskahan Nusantara mengutarakan, sebenarnya masyarakat Aceh dan Sumbar cukup banyak memiliki naskah soal gempa di masa lalu. Tetapi sayangnya naskah-naskah ini hanya disimpan, tidak diteruskan (diajarkan) lagi, sehingga lama-kelamaan dilupakan.
Menurut Pramono, seorang dosen Fakultas Ilmu Budaya di Universitas Andalas, Padang, ada memang kecenderungan budaya Minangkabau pula untuk melupakan ingatan-ingatan akan kejadian buruk serupa bencana gempa.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR