Sumber sejarah yang berasal dari invasi Spanyol ke Kekaisaran Inca menunjukkan bahwa Pachacuti merebut kekuasaan Inca pada tahun 1438 Masehi dan kemudian menaklukkan Lembah Urubamba yang lebih rendah di mana Machu Picchu berada. Berdasarkan catatan tersebut, para ahli memperkirakan bahwa situs tersebut dibangun setelah 1440 Masehi, dan mungkin hingga akhir 1450 Masehi, tergantung pada berapa lama Pachacuti menaklukkan wilayah tersebut dan membangun istana batu.
Hasil pengujian AMS dalam studi baru ini menunjukkan bahwa garis waktu atau timeline historis yang selama ini jadi acuan materi sejarah itu tidaklah akurat.
“Sampai sekarang, perkiraan permualaan sejarah Machu Picchu dan lamanya pendudukannya didasarkan pada catatan sejarah yang kontradiktif yang ditulis oleh orang-orang Spanyol pada periode setelah penaklukan Spanyol,” ujar Burger, Profesor Antropologi di Faculty of Arts and Sciences di Yale University, sebagaimana dikutip dari YaleNews, situs berita dari Yale Univeristy.
Baca Juga: Bentuk Persembahan, Pahatan Ilama Kuno Ditemukan di Danau Titicaca
“Ini adalah studi pertama berdasarkan bukti ilmiah yang memberikan perkiraan pendirian Machu Picchu dan lama pendudukannya, memberi kita gambaran yang lebih jelas tentang asal-usul dan sejarah situs tersebut.”
Temuan itu menunjukkan bahwa Pachacuti, yang pemerintahannya membuat Inca berada di jalur untuk menjadi kekaisaran terbesar dan paling kuat di Amerika pra-Columbus, memperoleh kekuasaan dan memulai penaklukannya beberapa dekade lebih awal dari yang ditunjukkan oleh sumber-sumber tekstual. Dengan demikian, ini berimplikasi pada pemahaman orang-orang yang lebih luas tentang sejarah Inca, kata Burger.
“Hasilnya menunjukkan bahwa diskusi tentang perkembangan kerajaan Inca yang didasarkan terutama pada catatan kolonial perlu direvisi,” katanya. “Metode radiokarbon modern memberikan dasar yang lebih baik daripada catatan sejarah untuk memahami kronologi Inca.”
Baca Juga: Juanita, Mumi Gadis Es Inca yang Tubuhnya Dikurbankan di Gunung Ampato
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | Yale University,Antiquity,YaleNews |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR