Festival yang diselenggarakan oleh Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) ini merupakan yang kedua kalinya. Para peserta yang berpartisipasi di event ini merupakan kader muda dan berbakat di bidangnya.
"Beberapa di antara mereka aktif di berbagai forum sastra, beberapa yang lain juga mengekspresikan pikirannya lewat foto dan video," terang Manajer Pengembangan Komunitas UWRF, Kadek Purnami, Kamis (24/5).
Kadek mengatakan pula festival yang akan berlangsung hingga hari Minggu ini bertujuan memberikan semangat pada generasi muda. "Bali Emerging Festival memang dirancang untuk menarik para anak muda, dari pelajar dan mahasiswa," tuturnya.
Di antara pembicara dalam diskusi yang ikut digelar ialah pembuat film dokumenter Dwitra J. Ariana. Karya Dwitra, berjudul Lampion-lampion, meraih penghargaan dalam Festival Film Dokumenter Bali di tahun 2011.
Selain itu, ada pula novelis senior dan aktivis perempuan Cok Sawitri, penyair Acep Zamzam Noor, serta Gede Robi Supriyanto, salah satu punggawa band grunge terkenal asal Bali--Navicula--yang juga seorang aktivis urban farming.
Kala Terbunuhnya De Bordes oleh Depresi, Jadi 'Sejarah Kecil' di Hindia Belanda
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR