Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) memprediksikan terjadinya potensi hujan menjelang dan selama musim kemarau di sejumlah daerah di Indonesia pada tiga hari ini. Hal ini disebabkan pengumpulan awan yang dipicu oleh tekanan rendah di Samudera Hindia, tepatnya sebelah barat Bengkulu.
Fenomena cuaca ini merupakan akibat dari monsun dari Australia yang tidak sekuat pola yang normal. Penguapan air yang membentuk awan hujan dipengaruhi suhu permukaan laut, yang di perairan Indonesia, cukup tinggi.
Menurut Deputi Klimatologi BMKG, Widada Sulistya, Senin (11/6), monsun Australia lebih lemah akibat musim dingin yang tidak ekstrem. "Monsun lemah akibat musim dingin tidak terlampau ekstrem, bahkan di bawah rata-rata normal. Sehingga beda tekanan tidak cukup kuat untuk mendorong udara dari Australia ke Asia melintasi Indonesia," jelasnya.
Kepala Subbidang Siklon Tropis BMKG, Fachri Radjab menegaskan, kondisi tekanan rendah yang terus-menerus dapat menyebabkan timbulnya badai tropis. Namun pembentukan siklon tropis sekarang ada di belahan utara khatulistiwa. "Lebih banyak di perairan sebalah timur Filipina," katanya.
Walau demikian, BMKG meramalkan pertumbuhan awan hujan akan terjadi selama tiga hari ke depan, di Sumatra bagian utara, barat, dan selatan, juga Jawa bagian barat serta selatan.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR