Anak Indonesia masa sekarang, khususnya di wilayah perkotaan, makin kebarat-baratan. Hal ini bukan artinya jelek karena membuktikan adanya keterbukaan akan perkembangan zaman. Tetapi anak-anak Indonesia perlu tahu akar budaya mereka.
Demikian disampaikan Tiara Josodirdjo yang kemudian menggagas acara Kampoeng Anak Indonsia (KA-IN). Acara ini mencoba mengenalkan akar budaya lewat diorama interaktif beberapa adat Indonesia seperti Jawa, Kalimantan (Dayak), dan Sulawesi (Toraja). Wujudnya pun mengajak anak Indonesia untuk terlibat dengan akar budaya negaranya.
Salah satunya dengan diorama Jawa, di mana anak-anak bisa belajar bermain cublak cublak suweng, membatik, dan mencoba makanan khas Yogyakarta seperti gudeg. KA-IN akan dibuka mulai 29 Juni-1 Juli 2012 di Kartika Expo, Balai Kartini, Jakarta.
"Dengan diawali dari rasa cinta dan bangga akan budaya Indonesia, kemudian anak-anak ke depannya akan membangun negeri," ujar Tiara dalam pengenalan acara KA-IN, di Jakarta, Jumat (15/6).
Selain penanaman budaya, tambah Tiara, acara ini diharapkan bisa membuka komunikasi antara anak dengan orang tua."Jika sukses, tahun depan akan dibuat acara kampung adat Indonesia yang lainnya," imbuhnya.
Penerapan budaya dengan cara bercerita juga disalurkan melalui teater musikal anak "Bawang Merah Bawang Putih." Disutradarai oleh Adjie NA, dengan Dedi Koswara sebagai produser yang sebelumnya belum pernah mengerjakan teater musikal, dan Mima Yusuf sebagai penulis naskah.
Bawang Merah Bawang Putih banyak mengandung pesan moral tentang kesederhanaan, kesabaran, dan mengajarkan bahwa tidak baik mengenal orang dari luarnya saja. Kisah rakyat ini juga merupakan cerita iconic yang sudah banyak orang yang tahu tetapi dikemas secara musikal. Sehingga masyarakat yang sudah tahu tetap tertarik untuk menonton. Perbedaan lain adalah teater ini dikemas dengan nuansa musik ala Barat, namun dibuat berunsur Jawa dan klasik yang playful.
Drama musikal ini didukung oleh musisi andal seperti Ifa Fachir, Mhala ‘Numata’, dan Ava Victoria. Dengan pemeran utama : Aimee Saras, Mickey Octapatika. Eriska Rein, dan Angel Simbolon.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR