Akhir pekan lalu, angkatan laut Filipina berhasil mencegah upaya penyelundupan penyu laut dari kawasan perairan distrik Balabac, provinsi Palawan, Filipina. Penangkapan ini dilakukan setelah aparat mendapatkan kabar dari informan yang melaporkan bahwa sejumlah pemburu China telah menyebar jaring di lepas pantai Balabac, sepekan sebelumnya.
“Para pemburu memasuki perairan Balabac, menggunakan speedboat. Mereka lalu menyebar jaring di sana,” lapor informan tersebut pada Mayor Ferdinand Atos, juru bicara angkatan laut Filipina.
Atos menyebutkan, informan mereka menyatakan bahwa para nelayan China kerap menggunakan bantuan dari kawanannya untuk memasuki kawasan tersebut. Hasil tangkapan dibawa ke Half-Moon Shoal, sebuah kawasan di kepulauan Spratly, yang merupakan kawasan sengketa antara China dan Filipina.
Kini, jaring sepanjang 200 meter yang dipasang oleh para pemburu China satu pekan lalu tersebut telah diangkat, dan sebanyak 14 ekor penyu laut yang tertangkap sudah dilepaskan ke alam bebas. “Sayangnya, seekor penyu laut sudah tewas saat tim gabungan angkatan laut dan departmen lingkungan tiba di kawasan terpencil, bagian barat Palawan tersebut,” kata Atos.
Di bawah undang-undang yang berlaku di Filipina, penyu laut merupakan hewan yang dilindungi. Penangkapan terhadap hewan ini bisa diancam hukuman minimal 12 tahun penjara. Di sisi lain, pencurian yang dilakukan oleh nelayan China di perairan Filipina telah menjadi masalah pelik dalam beberapa bulan terakhir.
Sebagai contoh, April lalu pihak berwajib Filipina memergoki nelayan China yang mencuri penyu laut dan spesies dilindungi lainnya dari Scarborough Shoal, sekitar Laut China Selatan. Upaya pihak berwajib Filipina tersebut dihalang-halangi oleh kapal-kapal milik aparat pemerintah China. Sontak, kejadian itu memicu ketegangan di kawasan yang diklaim kepemilikannya oleh kedua negara.
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR