Banjir bandang melanda Kota Padang, Sumatra Barat, Selasa (24/7). Enam orang hanyut dan masih dalam tahap pencarian, ditambah dua orang yang hilang di tengah laut.
Rilis yang diterima dari Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, banjir bandang ini disebabkan oleh hujan deras selama tiga jam dan meningkatnya debit air pada hulu Sungai Lubuk Kilangan dan Batang Kuranji.
Menurut Kepala Sub Bidang Cuaca Ekstrem BMKG Kukuh Ribudiyanto, penyebab dari hujan lebat di Indonesia bervariasi. Bisa karena belokan atau pertemuan angin, tidak hanya terdiri dari satu penyebab. Namun, hujan lebat di Padang diakui Kukuh merupakan dampak tidak langsung dari Siklon Tropis Vicente.
"Siklon ini normal tumbuh pada saat musim kemarau atau pada saat Matahari berada di utara khatulistiwa," kata Kukuh ketika berbincang dengan National Geographic Indonesia, Rabu (25/7).
Siklon tropis ini terjadi karena ada pusat tekanan rendah dan pola anginnya melingkar di satu titik. Tekanan paling rendah terjadi di daratan China. Inilah yang menyebabkan badai di Hong Kong dan menyebabkan 100 orang terluka.
Vicente kemudian bergerak ke Thailand Selasa (24/7). Membuat pihak meteorologi setempat mengeluarkan peringatan hujan sangat amat deras bagi warga yang tinggal di utara dan timur Provinsi Chanthaburi dan Trat. Serta warga di selatan Provinsi Ranong dan Phang-nga.
"Di Indonesia hampir tidak pernah dilintasi siklon tropis. Vicente sudah masuk daratan China, sudah punah dia," ujar Kukuh lagi. Namun, diperingatkan Kukuh, dengan hilangnya siklon tropis Vicente akan menyebabkan potensi hujan yang makin tinggi dan merata di Indonesia.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR