Jepang dan Indonesia menandatangani nota kesepakatan untuk kerja sama riset di bidang pengembangan biomassa dari limbah pertanian dan sisa pati untuk kebutuhan-kebutuhan industri, antara lain produksi bioetanol.
Penandatanganan nota kesepakatan kerja sama dilakukan oleh CEO Biomaterial In Tokyo Co.Ltd (BITs) Yoshiya Izumi dan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Marzan Aziz Iskandar pada Selasa (7/8), di Jakarta.
"Kerja sama riset ini untuk mengantisipasi fluktuasi ketersediaan, harga, serta keterbatasan cadangan minyak yang mulai mengancam industri petrokimia. Di samping itu bahan dari biomassa juga lebih ramah lingkungan," ungkap Deputi Agroindustri dan Bioteknologi BPPT Listyani Wijayanti usai MoU ditandatangani.
Menurut Izumi, Jepang mulai beralih pada sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan setelah krisis kebocoran reaktor nuklir Fukushima akibat gempa tsunami 2011. Ia menambahkan, Indonesia dipilih karena merupakan negara tropis besar yang menyediakan potensi sumber biomassa limbah pertanian melimpah.
Kontrak kerja sama riset meliputi pengujian ragi (yeast) yang tahan suhu tinggi untuk produksi etanol dari berbagai bahan biomassa, teknologi produksi asam laktat dengan mikroba, serta produksi bahan makanan kesehatan docosa-hexaenoic-acid (DHA) dan elcosa pentaenoic-acid (EPA) dari alga.
Kepala Balai Besar Teknologi Pati BPPT Bambang Triwiyono, mengatakan bahwa kerja sama tersebut dalam skala pilot skill dan pencobaan optimasi akan dilakukan tahun 2013-2014.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR