"Apa yang mereka makan?" kata Maresca. "Mungkin mereka memakan mayat mikroba lain. Jika tidak ada yang dimakan, beberapa dari mereka dapat membentuk spora atau membentuk tipe sel yang tidak aktif dan tidak melakukan apa pun sampai hujan, lalu makan sebanyak yang mereka bisa dan menjadi tidak aktif lagi."
Ada sedikit perbedaan pada bakteri yang ditemukan pada kedua jenis beton tersebut. Selain itu, beberapa jenis mikroba tampaknya lebih menyukai beton dengan material campuran standar.
Para peneliti berharap bahwa penelitian lebih lanjut dapat membantu kita untuk mengidentifikasi struktur yang berpotensi tidak stabil hanya dengan mengidentifikasi keberadaan bakteri mereka. Identifikasi ini diperlukan bahkan sebelum retakan pada beton itu muncul.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Bakteri yang Tak Bisa Terdeteksi Sistem Imun Manusia
Dalam laporan tahun 2020 dari Amerika Serikat, lebih dari 45.000 dari 618.456 jembatan di negara itu terdaftar dalam kondisi "buruk". Seperti yang pernah terjadi sebelum dan baru-baru ini, runtuhnya beton bisa berakibat fatal.
Selain mengidentifikasi keberadaan bakteri di beton untuk mencegah robohnya struktur jembatan atau jalan, keberadaan sejumlah bakteri tampaknya juga berpotensi untuk menambal retakan struktur beton yang ada. Karena beberapa bakteri dapat menghasilkan kalsium karbonat –yang cocok untuk mengisi celah dan pori-pori beton– ada harapan bahwa mikroorganisme ini dapat digunakan untuk membantu memperbaiki bangunan dan infrastruktur, meskipun aplikasi semacam itu masih jauh.
"Sejauh yang kami tahu, mikroba tidak merusak beton," kata Maresca. "Mikroba tidak memakan fondasi. Kami berharap dapat menggunakannya untuk informasi dan berpotensi membantu perbaikan."
Laporan penelitian Maresca dane rekan-rekannya ini telah terbit di jurnal mSystems pada 4 Mei 2021.
Baca Juga: Hasil Analisis Empat Mikroba di Luar Angkasa, Tiga Tak Dikenal Sains
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR