Studi terbaru mengenai AIDS --diterbitkan 22 Oktober dalam jurnal Nature Medicine-- menyebutkan bahwa perubahan khas yang terjadi di bagian luar virus memungkinkan peneliti membuat antibodi yang mampu membunuh 88 persen tipe HIV yang tersebar di seluruh dunia.
Penelitian, yang dipimpin oleh peneliti Wits dan Centre for HIV serta STI dari National Institue for Communicable Health Laboratory Service, mendapati gula, yang dikenal dengan istilah glucan, di permukaan protein virus membentuk celah kelemahan pada virus. Celah tersebut memungkinkan tubuh memasukkan antibodi.
"Dengan memahami perseteruan 'tikus dan kucing' antara HIV dan sistem kekebalan tubuh, kami bisa mengetahui pembuatan antibodi untuk menetralkan virus," kata Dr. Penny Moore yang terlibat dalam studi.
Temuan ini mengejutkan, setidaknya bagi Lynn Morris, profesor yang memimpin penelitian AIDS di NICD. "Kami tak menyangka virus yang menyebabkan infeksi ini tidak memiliki antibodi di bagian luarnya. Seiring waktu, virus terus ditekan oleh sistem kekebalan tubuh sehingga muncul kelemahan sehingga kami bisa memasukkan antibodi lewat celah tersebut," katanya.
Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh gabungan para peneliti dari University of North Carolina dan Harvard University mengatakan bahwa kelemahan virus tersebut --yang disebut berada pada posisi 332, muncul pada dua per tiga virus subtipe C, subtipe yang banyak ditemukan di Afrika. Jika vaksin yang dikembangkan menargetkan glucan pada virus ini saja, vaksin belum tentu dapat digunakan untuk semua virus subtipe C.
Penulis | : | |
Editor | : | Administrator |
KOMENTAR