Rumah budaya Indonesia akan hadir di delapan negara. Rumah budaya ini dimaksudkan untuk memperkenalkan kekayaan kebudayaan Indonesia kepada masyarakat dunia. Kekayaan budaya ini mencakup potensi kekayaan geografis budaya Indonesia yang memiliki ratusan etnis dan bahasa.
Hal ini dikatakan oleh Wakil Menteri Pendidikan dan Budaya Bidang Kebudayaan Wiendu Nuryati usai membuka "Grand Strategy Meeting" dalam rangka persiapan World Culture for Development Forum 2013, Sabtu (27/10), di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Tahun 2013 kita akan mulai di delapan negara seperti Amerika Serikat, Belanda, serta Prancis. Rumah budaya ini bertujuan untuk membuat citra positif kehidupan budaya Indonesia dengan negara-negara strategis,” kata Wiendu.
Wiendu menambahkan, rumah budaya tersebut akan semakin menegaskan Indonesia sebagai satu-satunya tempat bagi dunia dalam membangun dialog kebudayaan. Dengan demikian rumah budaya ini dapat memperkuat jaringan Indonesia ke dunia luar. “Bila negara maju berorientasi pada politik dan ekonomi, maka Indonesia menjadi rujukan untuk dialog kebudayaan."
Sementara itu, Wiendu menambahkan jika Pemerintah saat ini tengah mengembangkan museum budaya gunung. Museum ini akan berisi kebudayaan gunung, pengetahuan tentang peradaban pasca erupsi, hingga fenomena Mbah Maridjan --juru kunci Gunung Merapi.
Ide pendirian museum tersebut dimaksudkan untuk melengkapi Museum Vulkanologi di Yogyakarta yang kental dengan materi sainsnya. Sedangkan museum budaya gunung penuh dengan hal-hal yang bersifat kebudayaan, atau dengan kata lain lebih pada dampak peradaban pascaerupsi.
Anggota Tim Kajian Gagasan Museum Budaya Gunung dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Ikaputra menyampaikan, Gunung Merapi merupakan satu dari tiga gunung teraktif di dunia, selain Gunung Etna di Italia dan Pinatubo di Filipina. “Museum ini bisa menjadi wadah wadah pendidikan bagi dunia. Rencananya, museum akan dibangun membentang dengan alam, tidak menonjol, mengadopsi berkah alam, budaya setempat, dan kekinian,” tambahnya.
Terkait dengan konsep bangunan museum, Ikaputra menjelaskan bahwa bentuk museum ini akan menyerupai bunker sehingga dapat mencerminkan bentuk alami gunung. Selain itu, bunker tersebut dapat menyimpan benda-benda jika kembali terjadi erupsi
Guru Besar Arkeologi UGM Timbul Haryono menambahkan, gagasan museum budaya tersebut sangat menarik. Hal ini bisa menjadi daya tarik wisata yang menarik karena selain belajar alam, wisatawan pun bisa belajar kebudayaan masyarakat di sekitar Merapi. “Selama ini di masyarakat sekitar Merapi telah terbentuk komunitas lima gunung. Kesenian ini sangat pesat karena merupakan bagian dari ekplorasi lingkungan lewat kreasi seni,” tambahnya.
WCF – Bali Forum 2013
Sementara itu terkait dengan pertemuan di Yogyakarta sebagai persiapan World Culture for Development Forum yang akan berlangsung di Bali tahun 2013, pertemuan akan diikuti oleh budayawan dan pakar hubungan internasional. Mereka akan membahas tentang parameter indeks kebahagiaan sebuah negara.
Menanggapi pertemuan tersebut, Guru Besar Hubungan Internasional UGM Mohtar Masoed mengatakan, indeks kebahagiaan tidak hanya diukur dari sisi material tetapi juga non-material. Di antaranya indikator tingkat pendidikan, pendapatan, aksesibiklitas, fasilitas umum, permodalan, dan ruang serta ruang ekpresi budaya. “Nantinya akan dibahas di Bali tentang metode yang tepat untuk mengukur indeks ini,” katanya.
Kegiatan WCF – Bali Forum 2013 adalah even untuk mempererat hubungan harmonis antar bangsa, menciptakan peradaban dunia yang harmonis, menjunjung tinggi dan menghargai keunikan dan keanekaragaman budaya. Serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Penulis | : | |
Editor | : | Bambang Priyo Jatmiko |
KOMENTAR