Dalam acara pertemuan perkumpulan geologi Amerika Serikat, Sabtu (4/11), para ilmuwan menilai perubahan iklim menjadi kemungkinan penyebab yang mempengaruhi badai Sandy jauh lebih buruk dari yang semestinya terjadi. Akibatnya, Bumi yang semakin hari semakin panas membuat hantaman badai ini melampaui prediksi.
Klimatolog dari Pennsylvania State University, Michael Mann, mengungkapkan memang perubahan iklim tidak menciptakan terjadinya badai Sandy. Karena baik angin topan atau badai tropis merupakan fenomena alam yang memang akan terjadi dengan atau tanpa pemanasan global sekalipun. Akan tetapi beberapa iklim mengindikasikan badai model seperti ini akan menjadi lebih kuat saat planet memanas.
Mann menambahkan, untuk satu hal, naiknya tingkat permukaan laut menjadikan gelombang badai bersifat lebih merusak. Seperti halnya badai Sandy yang menimbulkan ombak setinggi empat meter di New York City Battery Park. Bukan hanya itu, suhu di Pantai Timur juga berkontribusi terhadap terjadinya banjir. Suhu menyebabkan tingkat uap air di atas rata-rata sehingga meningkatkan badai dan menghasilkan lebih banyak hujan.
"Suhu di Greenland yang lebih panas dari biasanya juga memainkan peranan," kata George Stone, peneliti dari Milwaukee Area Technical College. Menurut para peneliti, sistem bertekanan tinggi di atas pulau-pulau besar turut "memblokir" Atlantik Utara sehingga mendorong badai menuju Pantai Timur. Biasanya justru sebaliknya, embusan jet stream membawa badai ke arah timur Samudra Atlantik.
Ditambah lagi, suhu di Kutub Utara yang meningkat secara drastis selama beberapa tahun belangan ini. Pada musim panas kali ini saja memecahkan rekor karena es yang mencair lebih besar dari apa yang pernah diukur sebelumnya.
Greenland juga mencetak rekor baru pada Agustus lalu sebagai pencairan gletser terbesar. "Jika Sandy berbelok ke arah kanan memang karena redistribusi dari massa udara dan posisi dari jet stream. Dan ini disebabkan karena pemanasan di Arktik, maka kita mungkin menghubungkan sebagian besar dari badai Sandy terhadap perubahan iklim," kata Stone
Penulis | : | |
Editor | : | Andri Donnal Putera |
KOMENTAR