Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat, NASA, mengeluarkan foto Bumi saat malam hari dari luar angkasa. Planet kesayangan kita ini nampak bagi kelereng hitam dengan pendaran cahaya-cahaya kecil di atasnya.
Pendaran ini berasal dari cahaya listrik yang digunakan kita, manusia, di Bumi. Sayangnya cahaya ini tidak merata. Terlihat Benua Afrika alpa dari sinaran cahaya. Demikian juga dengan Indonesia, di mana pusat cahaya paling terang berada di Pulau Jawa dan sedikit di Sumatra. Sedangkan Indonesia bagian timur tak memancarkan pendaran apa pun.
Sebaliknya, Benua Eropa bermandikan kilauan sorot lampu. Begitu juga dengan Asia Timur seperti Jepang dan Korea Selatan. Di Benua Amerika, pendaran paling mencolok berasal dari Amerika Serikat yang berada di Amerika Utara. Sedangkan Amerika bagian selatan hanya memancarkan sedikit kilauan.
Foto yang bebas dari gangguan awan ini diambil imajer berteknologi tinggi di satelit milik National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). Sensor yang ada dalam perangkat ini memungkinkan mengambil tiga imaji dengan cahaya rendah secara simultan.
Teknologi ini memungkinkan para peneliti mempelajari atmosfer, darat, dan laut saat malam hari. "Ini merupakan data berkualitas tinggi," kata Christopher Elvidge, salah satu peneliti NOAA, saat pertemuan American Geophysical Union di San Francisco, AS, Kamis (6/12).
Sensor yang disebut Visible Infrared Imaging Radiometer Suite (VIIRS) bisa menangkap pancaran Bumi malam hari dengan resolusi yang lebih tajam. VIIRS sendiri berada di satelit Suomi NPP yang mengorbit 800 kilometer di atas kutub Bumi.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR