Tercatat angka wisatawan dunia mencapai 1 miliar pada tahun 2012 ini. Menurut Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) di London, angka tersebut adalah rekor baru. Artinya dari tiap tujuh orang, satu orang di dunia berwisata ke luar negeri.
Beberapa dekade lalu, kegiatan world traveling amat eksklusif, terbatas dilakukan oleh orang-orang kaya saja, demikian dijalaskan Presiden Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia, David Scowsill. Beberapa faktor diduga menyebabkan ledakan wisatawan ini.
Peningkatan kemakmuran di sejumlah negara berkembang Asia, salah satunya Cina, mendorong semakin banyak orang yang bepergian. "Jumlah wisatawan internasional yang berasal dari Cina melonjak bila dibandingkan tahun 2010. Kalau di 2010 ada 58 juta, saat ini menjadi 72 juta," ucap Scowsill.
Dilaporkan pula Amerika Serikat dan Prancis tetap tujuan utama perjalanan lintas batas negara. Lima destinasi wisata teratas adalah kota Paris, London, New York, Turki, dan Singapura. Namun di lain pihak, pertumbuhan pariwisata di berbagai negara juga pesat. Sejumlah negara baru masuk dalam peta perjalanan wisata dunia, seperti Guatemala dan Pantai Gading.
Sementara itu konsensus industri penerbangan memperkirakan adanya pertambahan volume penumpang yang diangkut, rata-rata sekitar 5,3 persen per tahun antara 2012 sampai dengan 2016 mendatang. Maka diprediksi kenaikan sebanyak sekitar 500 juta penumpang baru yang bepergian dengan pesawat udara pada rute domestik, serta 331 juta pada rute internasional.
Menurut editor majalah National Geographic Traveler, Jonathan Tourtellot, angka wisatawan mencapai satu miliar di akhir 2012 ini baik karena menunjukkan turisme bermanfaat antara lain menjadi tulang punggung bagi ekonomi, edukasi publik, serta untuk pembaruan spiritual dan perdamaian dunia secara general.
Namun yang merupakan berita buruk adalah, para turis yang tidak bertanggung jawab dapat berpotensi mencederai sebuah destinasi wisata—mengancam keberlanjutan budayanya, mengikis tanahnya, mengotori alam dengan pencemaran udara dan airnya, hingga menyesaki kota-kota tua dan situs bersejarah yang rentan.
Serbuan tidak terhindarkan ini mendorong United Nations World Tourism Organizations (UNWTO) meluncurkan kampanye "Satu Miliar Wisatawan, Satu Miliar Kesempatan" (One Billion Tourists: One Billion Opportunies).
Bila satu orang turis internasional yang datang membeli produk lokal, ia mendukung denyut ekonomi komunitas di tempat yang ia kunjungi dengan memberikan pendapatan dan pekerjaan. Di samping itu, tentu saja hal ini termasuk salah satu cara menghargai kebudayaan lokal. Sekarang bayangkan jika setiap orang dari satu miliar turis melakukannya.
Dalam kampanye ini wisatawan dianjurkan pula menjauhi pemborosan energi dan air, melestarikan peninggalan, juga menggunakan transportasi publik, dan banyak tips lain demi menyokong wisata yang berkelanjutan.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR