Pesinetron dan brand ambassador situs bookpanorama, Sandra Dewi menarik tangan saya menuju panggung teater XXI Plaza Senayan, Jakarta (19/02) siang itu. Ia ingin menunjukkan kepada para tamu peluncuran situs ini, bahwa untuk melakukan pemesanan kamar hotel di berbagai kota destinasi wisata sangatlah mudah.
Hans Tjandra, General Manager PT Panorama Dotcom Indonesia, memandu saya di panggung dan dalam waktu kurang dari lima menit, konfirmasi menginap di Hotel The Haven Bali sudah saya dapatkan. Sebagai seorang yang gemar melakukan perjalanan baik saat berlibur atau dalam kapasitas bertugas, layanan pemilihan dan pemesanan akomodasi seperti ini sangatlah membantu.
“Bagi para pemesan yang terdaftar dalam keanggotaan atau membership, kami juga memberikan potongan harga delapan persen,” tukas Hans.
“Situs kami menyediakan pilihan hotel terbanyak, jaminan harga termurah, pemesanan fleksibel tanpa dikenai biaya, call center tersedia 24 jam sehari dalam seminggu dan terpenting, pembayaran dilakukan di hotel bukan di muka.”
Budi Tirtawisata, CEO Panorama Group menyatakan, pertumbuhan penggunaan internet di Indonesia mencapai 55 juta dan lima tahun mendatang diperkirakan mencapai 70 persen. “Di antara para pengguna ini, enam setengah juta di antaranya melakukan e-commerce,” jelasnya.
“Kami dari Panorama Group mencermati dan ingin memberikan layanan terbaik di bidang pariwisata. Bila sebelumnya sudah tersedia paket tour, penjualan tiket dan voucher hotel, kini kami ingin menjadi jembatan antara permintaan dan ketersediaan pasar lewat e-commerce.”
Akhirnya dipilihlah global platform yang sesuai dan bakal disukai oleh pengguna Indonesia. Panorama Group yang lahir pada 1972 bermitra dengan Booking.com yang hadir sejak 1996 dan memiliki portfolio sekitar 270 juta hotel yang tersebar di 179 negara. Awalnya, saat digagas di Amsterdam, Belanda, sistem pemasaran e-commerce belumlah populer.
“Baru sepuluh tahun kemudian, kami dikenal khalayak sampai dibeli oleh perusahaan Amerika Serikat," kisah Adrian Currie, CEO booking.com.
Prinsip mereka sebagai bagian dari bisnis perjalanan adalah membantu para pejalan atau wisatawan, berapa pun isi kantongnya, agar dapat menikmati liburan menyenangkan. Hans Tjandra menambahkan, pada 2012, terdapat 80 juta kamar terjual per malam dan di 2017 nanti kamar yang diminati bakal berkisar sampai 150 juta.
“Karena itu kami menyiapkan layanannya agar para konsumen dapat memilih kamar yang diinginkan, lengkap dengan segala kemudahannya, sesuai tagline kami ‘Booking sekarang, bayar belakangan’,” katanya optimis.
Sementara Sandra Dewi juga menambahkan kisahnya mencoba fitur situs ini, sebelum mengajak relawan naik panggung dan mencobanya. “Mudah sekali, cukup klik destinasi dan layar akan menampilkan nama-nama hotel untuk dipilih,” katanya.
Ingin bepergian tanpa repot dan membayarkan tanda jadi di muka? Cobalah seperti yang disarankan Sandra Dewi.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR