Tidore, pulau mungil yang didominasi gunung api Kiematubu di Maluku Utara, gemuk akan potensi wisata. Sejak mendarat di Soasiu, pendatang yang singgah dimanjakan dengan wisata laut, sejarah, ziarah, dan agrowisata.
Pulau sumber rempah bangsa Eropa di masa kolonial ini siap memamerkan kembali kecantikannya dalam Festival Tidore mulai 1 - 12 April 2013. Ini sebagai bentuk perayaan hari jadi Tidore yang menginjak angka 905.
Bagi pemerintah setempat, festival ini bagai sekali mengayuh dua-tiga pulau terlampaui: mengundang pendatang dan mengenalkan kembali budaya Tidore pada masyarakatnya.
"Kami ingin mengangkat kebudayaan Tidore sehingga masyarakat setempat kembali mengingat adat serta nilai-nilai luhur yang diajarkan nenek moyang," Asrul Sani sebagai Kepala Dinas Pariwisata Tidore menjelaskan dalam jumpa pers, Rabu (27/3).
Puncak perayaan dilakukan tepat 11 April 2013 dengan festival obor sepanjang 35 kilometer. Pada saat bersamaan, armada laut Kesultanan Tidore melakukan ritual mengelilingi pulau sambil membaca doa untuk keselamatan dan kemakmuran rakyat.
"Saat ini kami juga sedang mengupayakan perbaikan infrastruktur berupa jalan dan jembatan untuk mempermudah aksesibilitas wisatawan," papar Walikota Tidore Achmad Mahifa.
Jika Anda sempat berkelana kemari, jangan lupa singgahi kembaran Tidore: Ternate. Kedua pulau ini memang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Jika Tidore berada di bawah "kuasa" Gunung Kiematubu, Ternate didominasi Gunung Gamalama.
Layaknya anak kembar, Ternate juga memiliki ukuran kecil --hanya berdiameter kurang dari sepuluh kilometer. Wisata sejarah Ternate berjejalan di pusat kotanya dengan benteng kolonial yang tersebar.
Sedikit bergeser ke bagian barat pulau, Anda dimanjakan keanggunan Danau Tolire Besar dan Kecil. Tinggal Anda pilih, wisata mana di antara kedua anak kembar ini yang diminati.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR