Pemerintah Hong Kong punya akal baru dalam membangun pusat data di tengah-tengah kota padat mereka ini. Caranya, menempatkan pusat data seluas total 20 hektare pada gua batu dalam tanah.
Oleh pemerintah telah direncanakan bungker-bungker data di lima daerah terpisah di bawah tanah Hong Kong: Hong Kong Island (Mt Davis); Kowloon (Lion Rock); New Territories (Tuen Mun dan Sha Tin); serta Lantau (Siu Ho Wan).
Rencana tersebut bukan tidak mungkin terwujud, seperti pusat data yang telah ada sebelumnya, yaitu di Green Mountain, Norwegia serta Kansas City. Walau berbeda dengan kedua tempat terdahulu, karena Hong Kong beralasan mengambil langkah ini karena kekurangan kronis tanah untuk membangun.
Pada laporan studi kelayakan yang dipublikasikan tahun lalu oleh perusahaan konsultan rancang-bangun yang terlibat di proyek tersebut, mengulas berbagai faktor yang memungkinkan fasilitas untuk pusat data di Hong Kong ini. Pusat data bawah tanah juga disebut menguntungkan dari segi peningkatan keamanan.
Menyimpan data di suhu rendah alami di dalam gua bawah tanah juga dapat menghindarkan dari overheating dan dengan demikian membantu mencegah kerusakan. Meski merupakan sebuah gagasan yang hebat, membangun bungker data perlu pula memperhitungkan dampak lingkungan.
Menurut Amod Jawayant, ahli teknik bangunan yang merupakan Director Critical Environment, Industrial & Logistics Services, Hong Kong, Macau & Taiwan di CBRE, konstruksi bungker dapat berdampak lingkungan tinggi.
Rintangan dalam pembangunannya adalah membersihkan area konstruksi dari bahan-bahan beracun. Di samping itu beberapa kesulitan yang harus diatasi antara lain, bagaimana menyediakan listrik dan generatornya, mengatur pertukaran udara segar di dalam, hingga menghilangkan kelembaban.
Oleh karenanya, Jayawant menuturkan bahwa pembangunan pusat data dalam tanah harus dilakukan secara matang dan membutuhkan investasi besar dalam infrastruktur agar memenuhi kelayakan.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR