Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sharif Cicip Sutardjo mengungkap, Sail Komodo bakal mengusung pengembangan konservasi kawasan perairan untuk ekonomi kelautan di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Ini dikemukakannya saat acara soft launching Sail Komodo 2013 yang digelar di Jakarta, Senin (1/4).
Maka persiapan Sail Komodo 2013 kini fokus pada pembangunan infrastruktur. "Kita harus menyiapkan infrastruktur lebih memadai lagi, karena sejauh ini masih kurang untuk taraf internasional," kata Sharif.
Sekretaris Dewan Kelautan Indonesia, Dedy H Sutisna menyatakan, Sail Komodo punya nilai strategis bagi isu sentral mengenai ekonomi kelautan integratif, yang menyelaraskan antara prinsip keberlanjutan kawasan perairan dan pertumbuhan ekonomi yang menguntungkan terhadap masyarakat setempat.
Penyelenggaraan Sail Komodo 2013 merupakan bagian program Sail Indonesia melanjutkan Sail Banda, Sail Bunaken, Sail Belitong, Sail Morotai di tahun-tahun sebelumnya. Sail Komodo akan mulai berlangsung pada 29 Juli dari Kota Kupang, sementara puncak kegiatan dilaksanakan pada bulan September di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Yacht rally direncanakan singgahi titik-titik destinasi di 21 kabupaten/kota dalam 45 hari mengelilingi NTT. Gubernur NTT Frans Lebu Raya mengutarakan, selama ini promosi pariwisata NTT masih sangat minim, padahal potensi wisata sudah ada.
Beberapa potensi unggulan, termasuk di antaranya Taman Nasional Laut Komodo sebagai kawasan peruntukan wisata alam. Di samping itu juga, terdapat potensi budidaya perikanan laut, budidaya tambak, serta hutan mangrove yang tersebar di daerah pesisir.
Ia menyambung, Sail Komodo diharapkan dapat mendukung percepatan pembangunan di NTT serta pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di provinsi yang jumlah penduduknya sekitar 5,1 juta jiwa ini.
Ia sempat pula memaparkan keadaan terumbu karang di wilayah perairan NTT yang saat ini mencapai kerusakan rata-rata 40 persen, disebabkan oleh kegiatan manusia seperti penangkapan dengan alat, eksploitasi berlebihan, pencemaran dan sedimentasi akibat destructive fishing, hingga dampak pembangunan di darat dengan perencanaan kurang tepat.
"Sail Komodo jadi momen yang tepat untuk menjaga kelestarian sumber daya dengan meningkatkan rehabilitasi dan konservasi. Pemerintah NTT pun bervisi membangun pulau-pulau kecil secara berkelanjutan dan berbasis masyarakat," tuturnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR