Lingkaran misterius menyerupai cincin (lingkaran peri) dengan dikelilingi rumput di hamparan gurun di Afrika Barat Daya, telah lama menjadi perdebatan para ilmuwan. Studi yang dipublikasikan melalui jurnal Science pada 28 Maret lalu akhirnya menjawab bahwa spesies rayap pasir (Psammotermes allocerus) adalah penyebabnya.
Puluhan ribu lingkaran peri muncul berjajar dengan pola teratur berdekatan satu sama lain di Gurun Namibia yang terletak di antara Angola Tengah dan barat laut Afrika Selatan. Karena bentuknya yang tidak biasa, sempat muncul berbagai spekulasi mengenai penyebabnya.
Spekulasi dimulai dengan dinamika vegetasi yang otonom, semut karnivora, dan rayap, sempat dilontarkan para ilmuwan. Hingga akhirnya ahli biologi Norbert Juergens dari Universitas Hamburg, Jerman, menyadari bahwa di manapun menemukan bercak kotoran, ia menemukan rayap pasir di tempat yang sama.
Meneliti lebih lanjut, Juergens telah mengukur kadar air tanah dalam lingkaran itu selama kurun waktu 2006-2012. Ia menemukan lebih dari lima sentimeter air yang tersimpan dengan kedalaman tanah satu meter, bahkan selama periode terkering sepanjang tahun.
Tanpa adanya satu pun tumbuhan atau rumput untuk menyerap air hujan, air akan menguap kembali ke udara. Sementara air yang tersedia akan mengumpul di dalam tanah berpori dan berpasir.
Rupanya pasokan air tersebut cukup untuk menjaga rayap pasir bertahan hidup meski saat musim kemarau. Tak berhenti disitu, Juergens juga melakukan survei untuk menemukan organisme lain yang hidup di lingkaran peri, namun hanya rayap pasir yang secara konsisten hidup di lingkaran.
Studi ini menunjukkan bahwa perilaku rayap pasir, sebagai contoh dari teknik ekosistem, muncul memberi makan pada akar rumput dan menciptakan cincin berkarakter. Hasil penelitian ini dianggap menjawab bagaimana asal mulanya lingkaran peri terbentuk.
Namun, ilmuwan lain yang tidak terlibat dalam studi ini, Yvette Naude dari University of Pretoria, Afrika Selatan, mengungkapkan kesimpulan ini tidak menjawab pertanyaan kunci, apa faktor utama yang menyebabkan kematian tanaman secara tiba-tiba dan secara bersamaan justru menciptakan lingkaran peri?
Tanah yang berada di lingkaran peri tampak seperti diubah sehingga tanaman tidak bertahan hidup, sementara itu keberadaan rayap biasanya justru menyuburkan tanah dan ramah terhadap tanaman.
Mungkinkah rayap tersebut justru mengunyah akar tanaman dan menyebabkan tanah tandus? Studi lebih lanjut memang diperlukan lagi untuk menjawab dengan rinci asal mula terbentuknya lingkaran peri.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Andri Donnal Putera |
KOMENTAR