Sejak tahun 2005 diketahui bahwa lemur western fat-tailed dwarf berhibernasi layaknya beruang atau kelelawar. Namun, studi baru dalam Scientific Reports menemukan bahwa hibernasi ini juga dilakukan ke dua spesies lain dari lemur.
Dua tambahan jenis lemur yang melakukan hibernasi yakni Crossley's dwarf dan Sibree's dwarf. Dengan demikian lemur merupakan satu-satunya primata yang diketahui menjalani aktivitas tidur panjang ini.
Dikatakan Anne Yoder, Direktur dari Duke Lemur Center, bagi pengamat awam, lemur yang berhibernasi nampak seperti mati. "Tubuh mereka dingin, sama sekali diam, dan hanya menghirup udara sekali tiap beberapa menit," ujar Yoder, seperti dilansir dari Mongabay, Kamis (2/5).
Secara umum, penemuan bahwa lemur fat-tailed dwarf (Cheirogaleus medius) berhibernasi juga mengejutkan. Mengingat spesies ini adalah satu-satunya mamalia tropis yang diketahui melakukan tidur panjang.
Hanya saja, alasan mereka berhibernasi nampaknya sama dengan hewan lain di bumi bagian Utara. Di mana mereka ingin menghindari periode sulitnya sumber makanan. Tapi bukannya untuk menghindari musim dingin seperti beruang, melainkan untuk melewati musim kering dan panas hingga tujuh bulan lamanya.
Uniknya, selama proses hibernasi ini, suhu tubuh mereka berfluktuasi. Tergantung dari seberapa besar isolasi di lubang pohon yang mereka tempati.
Sedangkan spesies lemur Crossley's dwarf (Cheirogaleus crossleyi) dan lemur Sibree's dwarf (Cheirogaleus sibreei) berhibernasi dengan lebih konvensional, yakni karena suhu dingin. Mereka hidup di hutan pada dataran tinggi di mana suhu bisa menyentuh titik beku.
Dua spesies lemur ini kemudian akan mengubur diri di permukaan tanah hutan. Dan, seperti umumnya kaum yang berhibernasi, suhu tubuh mereka turun namun stabil ketika detak jantungnya melambat. Semua hal ini bisa diukur oleh para peneliti yang terlibat dengan menggunakan perangkat radio collars.
"Mungkin lemur-lemur ini, meski hidup di alam tropis, lebih nampak sebagai hibernator dibanding yang kita kira sebelumnya," ujar penulis studi, Marina Blanco, peneliti pascasarjana dari Duke Lemur Center.
Lemur sendiri diketahui memiliki ratusan jenis spesies, mayoritas di antaranya ditemukan sejak tahun 1990-an dan baru kini beberapa ciri khasnya diketahui.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR