Sentuhan inovasi mengubah sebuah mobil klasik produksi tahun 1965 menjadi bak kaca berisikan tanaman air sebagai tempat ikan hias dipajang.
Pada perayaan HUT Sea World Indonesia ke-19 serta dalam rangka menjelang liburan akhir tahun ajaran sekolah, Sea World Indonesia mempersembahkan akuarium mobil yang disebut "Aqua Car".
Menurut Presiden Direktur PT Sea World Indonesia Yongki E Salim pada peluncuran Aqua Car, Senin (3/6), Sea World Indonesia mendukung konsep wisata atau rekreasi dengan edukasi. Ke depannya, berbagai inovasi lain akan banyak muncul.
"Sebagai industri rekreasi, kami tidak semata-mata menonjolkan rekreasi tapi sepatutnya menyajikan pendidikan, juga aspek lingkungan hidup. Di Sea World, kami turut melestarikan biota-biota laut termasuk biota langka," paparnya.
Sementara mengenai Aqua Car, Yongki bertutur, "Sesuatu yang tidak dipakai lagi bisa kita manfaatkan sedemikian rupa. Kita jadikan objek, inovasi baru yang otentik."
Direktur Sea World Indonesia Sonny Widjanarko mengutarakan, "Secara pemeliharaan, Aqua Car sama seperti akuarium biasa. Tapi kami ingin menghadirkan bentuk yang belum pernah dibuat sebelumnya. Dan terpenting, mengusung semangat 3R.
"Anak-anak harus diajarkan semangat 3R—reduce, reuse, recycle ini." Kata Sonny, Aqua Car memang ditargetkan untuk pengunjung anak-anak. Oleh sebab itu mobil yang dipilih berukuran tidak terlalu besar, dengan pertimbangan ketinggian anak-anak pula.
Aqua Car dijadikan etalase ragam jenis ikan pelangi (rainbow fish) yang kilau warnanya membuat akuarium kian menarik hati. Ikan pelangi termasuk dalam famili Melanaeniidae yang terdiri dari tujuh genera dan 68 spesies. Ikan-ikan tersebut banyak ditemukan di perairan tawar di daerah Papua.
Salah satu contohnya rainbow neon, ikan terkecil dari jenis ikan pelangi ini merupakan endemik di Memberamo, Papua Barat.
Sonny menegaskan, setiap ikan yang berada dalam Sea World dirawat dan dipantau kenyamanannya selalu. "Supaya terpenuhi animal welfare dalam animal conservation," imbuh Sonny.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR