Sejak manusia modern muncul dalam sejarah, hingga abad-abad terakhir, peradaban manusia masih "terikat" pada Bumi, belum mampu menjangkau awan, apalagi ruang angkasa.
Barulah dalam seratus tahun terakhir penerbangan manusia dan pesawat roket mampu mewujudkan semuanya. Dalam kurun waktu itu, umat manusia sudah mampu mengirim orang ke bulan, menerbangkan robot penjelajah ke Mars, dan mengutus wahana teleskop antariksa hingga ke tata surya dan membawa citra semesta lebih dekat lagi ke mata kita.
Namun, sesungguhnya, sejak kapan perjalanan antariksa dimulai, dan ke mana sebetulnya arah penjelajahan ruang angkasa akan bermuara?
Banyak sumber menyatakan bahwa pengarungan antariksa dimulai pada 1957, sejak Uni Soviet meluncurkan satelit Sputnik 1. Padahal, pada 1942 sebenarnya Jerman sudah melakukan percobaan meluncurkan V2, roket pertama yang mencapai 100 kilometer dari permukaan Bumi (perbatasan dengan ruang angkasa). Roket ini didesain oleh Wernher Von Braun, yang kemudian bekerja di NASA sebagai pembuat roket yang kelak diluncurkan ke bulan.
Sejarah juga mencatat bahwa pada 1947, hewan pertama diluncurkan ke ruang angkasa. Lalat buah dijadikan "kelinci percobaan" untuk mempelajari efek perjalanan antariksa terhadap hewan. Lalat dijadikan hewan uji karena ternyata memiliki banyak kesamaan dengan manusia (hal yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya).
Dua tahun kemudian, Albert II menjadi monyet pertama yang mencapai ruang angkasa. Ia adalah monyet Rhesus, jenis yang aslinya berasal dari Asia, dan diterbangkan menggunakan roket V2 milik Amerika.
Demikianlah sekelumit upaya awal perintisan penjelajahan antariksa. Lalu, ke mana sebetulnya pengarungan ruang angkasa akan bermuara?
Setelah proyek-proyek antariksa yang bermuatan ilmiah seperti mencari planet yang bisa dihuni, atau peluncuran satelit cuaca, bahkan mata-mata, perjalanan antariksa mulai mengarah ke kegiatan yang sifatnya lebih "santai", yakni perjalanan wisata.
Beberapa perusahaan penerbangan sudah melirik dan mempersiapkan kemungkinan-kemungkinan ini. Bahkan, Virgin Galactic, perusahaan milik miliarder dan petualang Richard Branson sudah membuat jadwal terbang perdana mereka.
Para lelaki pemberani dari Indonesia pun memiliki kesempatan untuk bisa melancong ke ruang angkasa. Dengan mendaftarkan diri ke Axe Apollo Space Academy (AASA) via www.axeapollo.com, Anda bisa menjadi bagian dari sejarah: menjadi salah satu pelancong antariksa.
Lewat AASA, Anda akan menjalani kompetisi berjenjang. Jenjang pertama yang harus Anda lewati adalah menjadi bagian dari National Space Camp. Di sini, Anda akan bersaing dengan peserta lain dari Indonesia.
Para pemenang dari National Space Camp akan melakukan perjalanan ke Orlando, Florida, Amerika Serikat, untuk bergabung dalam proses seleksi akhir, Global Space Camp. Di sini, para kontestan akan berpartisipasi dalam 3 misi pelatihan untuk membuktikan kelayakan mereka terbang ke luar angkasa.
Sebuah panel yang terdiri dari para ahli luar angkasa akan memilih para kontestan yang layak untuk melakukan perjalanan luar angkasa. Cuplikan film dari markas antariksa akan disiarkan ke seluruh komunitas Axe selama masa pelatihan. Bergabunglah sekarang dan jadilah orang Indonesia pertama di luar angkasa!
Penulis | : | |
Editor | : | Oik Yusuf |
KOMENTAR