"Kedua soal pola penyalurannya. Penyalurannya kan ada yang melalui bank Himbara dan PT Pos. Jadi ini juga belum, karena datanya tadi yang masih tumpang tindih dan banyak juga data yang belum di-update. Masalah akurasi datalah pokoknya."
Kerugian masyarakat di tengah PPKM yang makin ketat juga terdampak karena polemik kasus korupsi bantuan sosial.
Indonesia Corruption Watch (ICW) dalam rilisnya menyampaikan, ada pengurangan dana bantuan yang sudah dialokasikan pemerintah akibat korupsi. Sehingga mereka menyarankan agar pengawasan internal oleh pemerintah dan pengawasan masyarakat harus lebih efektif.
Maka lewat kegiatan ini, Putri dan rekan-rekannya menyalurkan keresahan atas PPKM dan bahaya pagebluk. Mereka memandang kebijakan itu menyulitkan warga untuk bertahan hidup, di sisi lain virus terus mengintai.
Rupanya, kegiatan kolektif berbagi makanan ini tidak hanya dilakukan di Kota Tangerang saja, melainkan secara kebetulan dilaksanakan di berbagai kota dengan nama Pasar Gratis dan Ruang Bebas uang dari tanggal 15 Agustus hingga 19 Agustus mendatang.
Baca Juga: Daur Ulang Baju Wisuda Sebagai APD, Beramal Membantu Tenaga Medis
Di Kota Tangerang sendiri, kegiatan ini adalah kegiatan kedua kalinya. Sebelumnya, Putri dan teman-teman berbagi makanan 20 Juli lalu.
"Cuma kali ini lebih ramai," ujar Mumu. "Kemarin, yang pertama itu cuma 15 orang kalau enggak salah, yang sekarang kayaknya sekitar 30-an orang, dan donasinya (dulu) enggak sebanyak yang sekarang."
Sekitar pukul 14.30, kami berhenti di tempat parkir taman pinggir Kali Cisadane, setelah mengitari Tanah Tinggi dan perkantoran pemerintah Kota Tangerang.
Saya berbincang-bincang dengan Putri tentang kegiatan hari ini. Dia mengatakan hasil donasi yang terkumpul sekitar Rp10.500.000 dan dilaporkan secara transparan di sosial media mereka.
Selain menjadi makanan dan minuman yang baru saja dibagikan, mereka menggunakannya untuk membeli beberapa dagangan kaki lima dan menambah persediaan untuk dibagikan yang sudah habis.
"Kita—apalagi saya—enggak menyangka sih. Uang masuk sebesar itu dari donasi-donasi warga karena memang sebelumnya enggak sebesar ini, dan diumumkan akan ada kegiatan itu baru enggak sampai minggu lalu," ujarnya.
Baca Juga: Dari 1966 hingga 2020, Bagaimana Gerakan Mahasiswa Warnai Sejarah?
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR