Museum Sejarah Jakarta, ”kembaran” Istana Dam di Amsterdam, Belanda, ini memiliki ribuan koleksi peninggalan era kolonial yang lengkap. Mulai dari mebel, lukisan, patung, hingga pedang—yang memiliki daya tarik karena dipajang atau di-display secara menarik dan terpelihara baik. Selain itu, tata ruang atau interior juga tersaji apik.
Terlepas dari daya tariknya, kunjungan ke museum yang pada tiga abad silam pernah digunakan sebagai balai kota ini tetap menyisakan sepasang perasaan yang sulit dipisahkan. Kagum sekaligus ngeri.
”Tidak mengherankan, mengingat pada masa lalu gedung ini memang memiliki fungsi ganda: ruang di lantai atas digunakan untuk pertemuan sembari mereguk anggur atau wijn, sementara ruang di lantai bawah digunakan untuk mengurung dan menyiksa tahanan yang tentu saja menyakitkan atau pijn,” Lilie Suratminto, pengajar bahasa dan budaya Belanda, Fakultas Ilmu Pengetauan Budaya Universitas Indonesia, Depok, menjelaskan.
Lebih lanjut, pemerhati sejarah dan warisan budaya kolonial ini menambahkan, bahwa sejatinya museum yang juga dikenal dengan nama Museum Fatahillah atau Museum Batavia ini menyimpan kisah dan sejarah yang sangat menarik. ”Bila dituturkan dalam format audio video, dan medianya dibuat interaktif yang memungkinkan pengunjung berimajinasi mungkin kisah dan sejarahnya akan lebih mengena dalam benak pengunjung, tidak mudah dilupakan.”
Pantang dilewatkan
Jika Anda berkunjung kemari jangan lewatkan koleksi mural karya Harijadi Sumodidjojo di salah satu ruang museum yang menggambarkan suasana Batavia tempo dulu.
Juga Pedang Keadilan, terbuat dari logam perunggu berukuran panjang 110 sentimeter dan berat empat kilogram, dulu digunakan untuk mengeksekusi narapidana di halaman depan museum.
Jangan terlewat lukisan Gubernur Jenderal Hindia Timur ke-empat Jan Pieterzoon Coen yang turut mendirikan Batavia. Atau Meriam Si Jagur terbuat dari logam besi baja berukuran panjang 3,81 meter dan berat 3,5 ton yang dibuat oleh NT Bocarro di Maccau untuk benteng Portugis di Malaka.
Paling menegaskan adalah ke Penjara, ruang bawah tanah di mana sebagian besar narapidana meninggal sebelum dieksekusi karena sakit tipus, kolera, dan disentri. Terdapat pula Patung Dewa Hermes, dewa keberuntungan dalam mitologi kuno Yunani.
Transportasi ke Kota Tua Jakarta: Bus Transjakarta koridor 1 rute Blok M-Kota. Angkutan kota (angkot) mikrolet M12 rute Pasar Senen-Kota, M08 rute Tanah Abang-Kota.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR