Krisis energi listrik membawa akibat pemadaman bergilir. Sudah pasti, jika listrik tidak menyala, banyak peralatan elektronik di rumah tak berfungsi. Padahal, hampir seluruh peralatan di rumah, dioperasikan dengan tenaga listrik.
Bijaklah menggunakan listrik dengan cara hanya memakai listrik seperlunya. Gunakan lampu hemat energi.
Gunakan pula sumber energi alternatif sebagai pengganti listrik. Salah satunya dengan memakai listrik tenaga solar (surya). Sinar matahari begitu melimpah di negara beriklim tropis seperti Indonesia. Kita bisa memanfaatkannya untuk mengganti tenaga listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Saat ini penggunaan solar memang belum popular di rumah-rumah tinggal. Mungkin salah satu alasannya karena biaya yang harus dikeluarkan untuk mengaplikasi sistem ini masih lebih mahal dibandingkan harga listrik PLN.
Sistem tenaga surya mengubah energi matahari menjadi energi listrik dengan menggunakan panel surya. Dari panel, arus disimpan di dalam baterai dalam bentuk listrik DC (direct current; searah). Lalu inverter akan mengubah arus DC ini menjadi AC (alternating current; arus bolak-balik).
Arus DC dapat langsung digunakan untuk lampu jenis LED (Light Emitting Diode), namun tidak bisa digunakan untuk lampu neon dan halogen. Setelah berubah menjadi arus AC, arus menjadi sama dengan yang digunakan oleh PLN, dan baru bisa digunakan untuk lampu pada umumnya serta peralatan listrik di rumah.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR