Perang Dunia II menyisakan kisah yang tak akan habis diulas. Termasuk Canfranc International Railway Station ini. Stasiun kereta ini merupakan jalan keluar bagi masyarakat Yahudi untuk menghindari serangan Nazi dan pergi meninggalkan Eropa. Kemudian, secara simbolis, Nazi mengibarkan panji-panji swastika di dalam stasiun ini untuk mendudukinya. Perlahan tapi pasti, Canfranc International Railway Station semakin ditarik mundur dari fungsi aslinya.
Ironisnya, dalam masa-masa kejatuhan Nazi, para anggotnya yang dituduh sebagai penjahat perang justru menyelamatkan diri lewat lorong-lorong kereta ini juga. Lorong yang juga menyelamatkan pengungsi Yahudi.
Padahal, dulunya, stasiun ini merupakan stasiun kereta terbesar dan terglamor di dunia. Dekorasi dan ornamen bergaya Art Nouveau seolah membuktikan citra stasiun kereta tersebut. Keindahannya membuat stasiun tersebut menjadi mahkota bagi Pegunungan Pirenia yang membentang megah. Bahkan, pada masa kejayaannya, stasiun kereta mewah ini juga menyediakan penginapan bagi para pelancong.
Fasilitas publik ini berada di tapal Spanyol-Perancis, sempat menjadi favorit setelah dibuka pada 1928. Selama bertahun-tahun, para penjelajah, pelancong, dan wisatawan memenuhi bangunan berarsitektur luar biasa tersebut.
Usai kisah suram Nazi dan Perang Dunia II, stasiun tersebut kembali beroperasi pada 1950-an dan 1960-an. Sayangnya pada 1970, kecelakaan kereta menghentikan segala kegiatan dalam stasiun ini. Meski tidak ada korban jiwa, kecelakaan tersebut sudah "menewaskan" kinerja stasiun tersebut.
Kini, stasiun tersebut menyimpan rahasia yang berbeda dari isu genosida, penjajahan, maupun perang. Jauh di bawah tanah permukaan stasiun tersebut, lorong-lorong tua yang menembus perbatasan Spanyol dan Prancis digunakan sebagai laboratorium partikel-astro. Tepatnya pada 1985, fisikawan Spanyol mengambil alih stasiun ini dan menjadikannya Canfranc Underground Astroparticle Laboratory. Laboratorium ini bersifat bongkar-pasang dan dapat dipindah (movable).
Di tempat ini, para peneliti mencoba membongkar misteri materi gelap, materi yang tidak dapat dideteksi dari pancaran radiasi atau penyerapan radiasi ke materi tersebut. Namun, kehadirannya dapat dibuktikan dari efek gravitasi materi yang tampak seperti bintang dan galaksi. Selain materi gelap, para peneliti juga melakukan berbagai eksperimen neutrino dan geodinamika di tempat ini.
Menurut Daily Mail, bertahun-tahun wacana telah dicetuskan untuk kembali menggunakan bangunan cantik ini sebagai stasiun. Namun, meski sudah ada rencana, tampaknya masih jauh dari kenyataan.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR