Pada 26 Agustus 1994, teknologi kesehatan mencapai salah satu titik krusial ketika jantung buatan pertama ditanamkan pada tubuh seorang pasien. Jantung tersebut bertenaga baterei, ditanamkan ke tubuh seorang pria berusia 62 tahun di Rumah Sakit Papworth, Cambridgeshire, Inggris.
Awalnya nama pasien penerima jantung ini dirahasiakan. Namun, selepas kematiannya, nama pria itu terkuak: Arthur Cornhill. Sebelum jantung ini diimplan ke tubuhnya, Cornhill hanya waktu hidup dalam hitungan bulan. Ia kemudian ditawarkan menjadi kelinci percobaan dari peralatan yang dibuat dari paduan titanium dan plastik ini.
Jantung buatan tersebut diproduksi di Amerika Serikat dan dinamai Left Ventricular Assist Device (LVAD). Secara esensi, benda ini bukanlah pengganti dari jantung manusia. Alat ini hanya pompa elektrik yang melakukan sebagian besar pekerjaan memompa darah di ruang dalam jantung.
Dalam operasi yang berjalan selama empat jam, LVAD ditempatkan dalam dinding perut si pasien dan terhubung ke jantungnya. Alat ini dihidupkan dengan baterei yang akan digunakan pasien di bagian pinggang.
Operasi penanaman jantung ini dilakukan oleh sebelas orang, dipimpin oleh ahli bedah jantung ternama, Sir Terence English dan John Wallwork. Nama pertama disebut berhasil melakukan transplantasi jantung pertama di Inggris ke tubuh Keith Castle pada 1979.
Sebelumnya, LVAD pernah digunakan ke lebih dari 200 pasien. Tapi itu hanya untuk tujuan sementara sampai mereka mendapat sumbangan jantung. Percobaan yang dilakukan pada Cornhill dilakukan karena para pakar ingin melihat apakah alat ini bisa berguna dalam pemakaian jangka panjang.
Malang bagi Cornhill, sembilan bulan pasca-operasi, ia wafat karena gagal ginjal. Saat kematiannya, LVAD sudah ditanamkan ke dua pasien lainnya di mana salah satunya wafat tidak lama pasca-penanaman implan.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR