Sekelompok peneliti dari Jepang baru saja meluncurkan bank sperma khusus untuk spesies terancam punah. Mereka menggunakan teknologi pengeringan beku dengan harapan nantinya di masa depan bisa membangun kembali populasi fauna di planet lain.
Peneliti dari Institute of Laboratory Animals Graduate School of Medicine di Kyoto University, Jepang, menyimpan sperma yang diambil dari dua primata terancam punah yang tidak disebutkan jenisnya dan satu tipe jerapah. Demikian dikatakan pendamping profesor Takehito Kaneko, dilansir Rabu (28/6).
Mereka mencampur sperma tersebut dengan cairan pengawet istimewa dan mengering-bekukannya dalam suhu empat derajat Celcius. Rendahnya suhu ini lebih tinggi, namun lebih hemat energi dibanding cara menyimpan sperma konvensional.
Sebelumnya, Kaneko dan kolega berhasil mengering-bekukan sperma tikus tanpa menggunakan perangkat nitrogen cair. Mereka juga mampu membuktikan adanya kelangsungan hidup dari spermatozoa hingga lima tahun berikutnya.
"Dengan cara ini, para pakar bisa menyediakan informasi genetik lebih mudah. Artinya, kita bisa membantu memulihkan kembali spesies terancam punah," ujar Kaneko.
Namun demikian, ditegaskan tidak adanya penerapan teknologi ini pada manusia. Tapi tidak menutup kemungkinan hal ini akan dieksplorasi di masa depan.
"Mungkin nampak seperti mimpi, tapi kita bisa memasuki masa depan dengan membawa informasi genetika ke luar angkasa," papar Kaneko yang menambahkan hal ini bisa membantu penyediaan populasi hewan di koloni masa depan.
Perkembangan berikutnya adalah membuat sperma ini bisa disimpan dalam suhu ruang, namun dalam periode singkat. Ini membuatnya aman ketika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi, misalnya bencana alam.
Tantangannya kini hanya satu: bisa menghasilkan cara untuk membekukan telur --pasangan sperma yang akhirnya mewujudkan makhluk hidup.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR