Fenomena semburan lumpur disertai dengan gas dan api muncul di wilayah Butuh, Purworejo, pada Kamis (5/9/2013). Semburan tersebut membuat warga panik, khawatir jika api meluas.
Lumpur menyembur setelah adanya pengeboran untuk membuat sumur. Saat pengeboran mencapai kedalaman 15 meter, tiba-tiba lumpur keluar disertai dengan air asin. Beberapa jam kemudian, gas keluar, semburan lumpur disertai api.
Apa sebenarnya penyebab semburan lumpur itu? Apakah, seperti kepanikan warga, lumpur dan api berpotensi meluas?
Geolog dari SKK Migas, Awang Harun Satyana, mengatakan bahwa semburan itu muncul karena pengeboran menembus kantong-kantong gas yang berada di bawah tanah. Di kantong gas tersebut, terdapat pula air asin yang berasal dari laut.
Awang mengungkapkan bahwa daerah Desa Butuh adalah wilayah rendah yang dikelilingi pegunungan.
Di sebelah utara, wilayah desa itu dibatasi oleh Pegunungan Serayu Selatan. Di bagian barat, pembatasnya adalah pegunungan Karangbolong. Sementara, di sebelah timur, wilayah desa tersebut dibatasi oleh Pegunungan Menoreh di Kulon Progo, Yogyakarta.
"Wilayah desa itu adalah tempat sedimentasi. Ada zat-zat organik yang dulu tertimbun lalu diurai oleh mikroorganisme," kata Awang.
"Gas itu sampai sekarang tersimpan di kantong gas di bawah tanah. Ada tekanan tinggi di sana. Pengeboran menembus kantong gas itu. Karena menemukan jalan keluar setelah pengeboran, gas pun keluar," papar Awang.
Sementara soal air asin, Awang mengungkapkan bahwa air tersebut mungkin merupakan air laut purba yang terjebak.
Purworejo, Kebumen, dan sekitarnya merupakan wilayah yang dahulu lautan lalu berubah menjadi daratan akibat sedimen dari pegunungan yang dibawa ke wilayah itu. Zat organik yang tertimbun sendiri mungkin berasal dari tumbuhan dan hewan yang hidup di wilayah itu dan telah terurai.
Mungkinkah semburan lumpur dan api di Purworejo ini akan meluas? Awang mengatakan, skenarionya tak akan seburuk itu.
"Semburan akan berhenti ketika tekanan yang ada di dalam kantong gas dan di luar sama. Ini masih di kedalaman 15 meter, masih dangkal. Jadi, dalam beberapa hari, semburan lumpur dan gas akan berhenti, tidak akan meluas," kata Awang.
Jadi, warga tak perlu panik akan semburan lumpur ini.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR