Pekan lalu, lebah raksasa (hornet) terbesar di dunia menyebabkan kekacauan di Provinsi Shaanxi, Cina, dan menyebabkan 42 orang tewas. Demikian dilansir dari agensi berita Cina, Xinhua.
Paling tidak sekitar 1.600 orang lainnya menderita cedera akibat serangan hornet raksasa asia (Vespa mandarinia) yang dimulai sejak Juli 2013. Serbuan lebah ini tetap berlangsung meski pemerintah setempat sudah menghancurkan ratusan sarang lebah dan meningkatkan penanganan medis untuk korban.
Namun, dikatakan entimolog Lynn Kimsey, masalah utama dengan hornet yang satu ini adalah, "Ia besar, sebesar jempol, dan penuh dengan racun. Sarangnya pun termasuk besar yang berisi beberapa ratus individu."
"Mereka agresif, bersifat predator, dan diketahui pernah membunuh dan memakan satu koloni lebah madu," tambah Kimsey yang juga Direktur dari Bohart Museum of Entomology at the University of California, Amerika Serikat.
Panjang lebah ini mencapai empat hingga lima sentimeter dan bisa ditemukan di penjuru Asia Timur dan Tenggara, terutama di Jepang. Makhluk ini bahkan masuk dalam serangga beracun pada jenisnya.
Mengapa mereka menyerang manusia?
Masih belum jelas apa faktor yang membuat hornet ini menyebabkan serangan mematikan pada manusia. Tapi menurut Huang Rongyao, pakar serangga dari Biro Kehutanan Angkang City, menyatakan bahwa pertumbuhan vegetasi telah menyuburkan habitat si hornet. Ditambah lagi dengan dua bulan udara panas yang membuat serangga ini makin aktif.
Angkang sendiri merupakan satu dari tiga kota yang paling terdampak oleh serangan hornet ini. Ditambahkan Hua Baozhen, seorang entimolog, penurunan populasi dari musuh alami sang hornet juga turut ambil bagian dari penyerangan ini. Musuh tersebut antara lain laba-laba dan burung. Namun, ada juga yang berpendapat ini disebabkan padatnya populasi manusia di habitat si hornet.
Menurut Kimsey, perilaku menyerang yang diperlihatkan si lebah mirip dengan spesies invasif. Namun, ia sendiri belum yakin apakah sang lebah merupakan spesies asli setempat atau berapa lama mereka berada di region tersebut.
Sementara itu, cara terbaik tidak disengat lebah-lebah ini adalah dengan menghindarinya. Mereka biasa bersarang di bawah tanah atau di gedung --yang menempatkan mereka di teritori manusia.
Mengganggu mereka atau hanya mendekati saja, bisa membuatnya mengeluarkan serangan mematikan. "Bahkan jika Anda tidak alergi [sengatan] lebah, jumlah protein asing yang bersikulasi di darah setelah banyaknya sengatan, bisa menyebabkan gagal ginjal," ujar Kimsey.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR