Riley Arthur, penerima beasiswa National Geographic mendokumentasikan The Erased of Slovenia di mana 200.000 warga non etnis Slovenia tidak secara otomatis mendapatkan kewarganegaraan setelah negara tersebut berpisah dari Yugoslaiva pada tahun 1991. Tanpa dokumen sah, mereka tidak bisa bepergian secara resmi, memiliki properti, mendapatkan perawatan medis, ikut pemilu, menikah, masuk sekolah, ataupun bekerja tanpa visa. Satu dekade kemudian, komunitas ini masih berupaya untuk mendapatkan dokumen.
-----
Ljubljana, indah pada musim gugur. Kehangatan musim panas berlanjut ke Oktober dan angin segar pertama musim gugur sangat lembut, saya tidak keberatan. Meski hari menjadi semakin pendek dan wisatawan telah berkurang, tampaknya hiruk-pikuk di jalanan tidak berkurang.
Baru-baru ini saya mendapati bahwa apartemen kecil saya berada di pusat Emona sebuah kota Romawi kuno yang berdiri pada tahun 35SM. Sekitar dua blok dari gedung tempat tinggal saya, ada bentangan panjang dinding Romawi.
Di musim panas, para pendaki batu setempat melintasi dinding itu, mengolesi kapur ke seluruh bebatuan purba tersebut. Sepulang sekolah, para pelajar SMA datang untuk minum di sini, meninggalkan puntung rokok dan botol bir, tanpa memandang kesucian tempat itu.
Dengan ditemukannya reruntuhan bangsa Romawi, tampaknya setiap konstruksi bangunan baru tampaknya ditunda secara sementara.
Saat upaya rekonstruksi dilakukan oleh Joze Plecnik, arsitek terkenal asal Slovenia, ia membangun piramida masonik di tengah dinding. Menyesuaikan ukiran batu dari situs Romawi lainnya, piramida itu memberikan estetika kontras yang aneh.
Saat saya berjalan ke dinding, sisa sisa sebuah selokan Romawi kuno melintang di depan School of Chemistry and Chemical Engineering, Universitas Ljubljana.
Ada plakat di sana, namun tampaknya tidak berada di tempat yang pas, di hadapan penyeberangan yang ramai dan para mahasiswa berwajah bosan.
Meski berbagai upaya telah dilakukan oleh pihak kota untuk mempertontonkan masa lalu, namun datangnya modal dari Eropa modern memberi latar belakang menarik terhadap penelitian saya.
Penelitian saya fokus pada kelompok yang terdiri dari 25.000 orang, berjuang untuk bertahan hidup setelah hak-hak mereka dirampas dua puluh satu tahun yang lalu. Orang yang mencoba untuk menarik perhatian terhadap penderitaan mereka, meski hidup dalam populasi, bersemangat untuk melupakannya.
Setelah mengambil foto puntung rokok di sebuah kolam Romawi, saya berdiri di selokan Romawi yang ringan dan terabaikan. Warga Emona yang bangga akan merasakan bahwa dalam dua ribu tahun ke depan, seorang wisatawan seperti saya akan berdiri di reruntuhan mereka sambil membayangkan.
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR