Seorang anak layaknya memperoleh perhatian cukup dari orangtuanya. Perhatian ini tak hanya dari sisi fisik, tetapi juga perkembangan emosi. Perhatian yang cukup memungkinkan anak memiliki kualitas kepribadian yang baik.
Namun sebaliknya, ketidakseimbangan perhatian fisik dan emosi dapat menyebabkan anak tidak memiliki kepribadian yang baik. Hal ini misalnya tecermin dari kasus penyiraman air keras yang terjadi di angkutan umum beberapa waktu lalu.
Tompel alias RN (18), pelaku penyiraman, mengaku melakukan hal tersebut atas motif dendam. Pelaku mengaku pernah mendapat perlakuan serupa dari siswa sekolah lain, dan memperoleh cairan kimia tersebut dari salah seorang temannya.
"Setidaknya ada 4 hal yang mendukung terlaksananya tindak penyiraman menggunakan air keras. Yang pertama adalah kualitas kepribadian, lalu adanya riwayat kejadian serupa sebelumnya. Hal ini didukung tidak adanya intervensi lingkungan pada pelaku dan tersedianya kesempatan untuk melakukan perbuatan ini," ujar psikolog Kassandra Putranto yang dihubungi pada Rabu (10/9/2013).
Kualitas kepribadian anak, kata Kassandra, bergantung pada pengasuhan dan perhatian yang diterima dari lingkungan, terutama orangtua. Dengan pengasuhan dan perhatian yang baik, anak akan memikirkan terlebih dulu akibat dari tindakan yang dilakukannya terhadap orang lain. Bila merugikan, maka tindakan tersebut akan urung dilakukannya.
Perhatian dan pengasuhan yang baik juga memungkinkan anak terbuka pada masalah apa pun yang dialami. Perhatian yang cukup bahkan memungkinkan orangtua mengetahui masalah anak sebelum mereka mengatakannya. Selanjutnya, anak dan orangtua bisa melakukan intervensi untuk mengatasi hal tersebut. Hal ini menghindarkan anak memiliki sifat pendendam.
Dalam kasus penyiraman air keras, Kassandra menyoroti minimnya perhatian yang mungkin diterima pelaku. "Mungkin pelaku sudah memperlihatkan tanda adanya kejadian tidak enak yang tengah dialami. Tapi karena minim perhatian, dia jadi menyimpan semuanya sendiri tanpa ada intervensi," katanya.
Hal ini didukung karakter pelaku yang mungkin pendiam, dan lingkungan yang menyediakan jalan keluar berbau kriminal.
Belajar dari kasus ini, Kassandra mengatakan, sudah saatnya para orangtua lebih bertanggung jawab pada buah hatiya. Salah satu bentuk tanggung jawab tersebut adalah memberi perhatian yang tak hanya fisik, tetapi juga emosi. Perhatian yang cukup akan menentukan kualitas kepribadian anak.
"Kepribadian anak yang buruk berasal dari orangtua dengan kualitas tak jauh berbeda. Berikan perhatian yang cukup dan bentuklah kepribadian anak sebaik mungkin," kata Kassandra.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR