Meski bertitel sebagai pemenang Nobel, para peraihnya terkadang menghabiskan hadiah uang yang diraihnya dengan cara yang cukup umum.
Kala Sir Paul Nurse memenangkan Nobel untuk kategori Obat-Obatan pada tahun 2001, ia menggunakannya untuk memperbarui sepeda motor. Sesama pemenang pada tahun 1993, Richard Roberts, malah menggunakannya untuk memasang perangkat croquet di halaman muka rumahnya.
Dikatakan Direktur Eksekutif Yayasan Nobel Lars Heikensten, tidak ada tren yang jelas manakala membicarakan cara pemenang Nobel habiskan uang hadihanya. "Saya rasa itu tergantung dari negara mana mereka berasal, keuangan personal, pemasukan macam apa yang mereka terima ketika hadiah [uang] datang, dan di mana posisi mereka dalam hidup," demikian ujar Heikensten.
Untuk pemenang Nobel tahun 2013, mereka berhak mendapat US$1,25 juta atau setara Rp13,7 miliar. Dengan hadiah terbesar diraih oleh Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) dalam kategori Nobel Perdamaian.
Namun, tidak semua pemenang ini menghabiskan uang dengan menghamburkannya. Wolfgang Ketterle dari Massachusetts Institute of Technology, yang meraih Nobel pada 2001 bersama dengan dua koleganya, menghabiskan hadiahnya untuk rumah dan pendidikan anak. "Karena setengahnya dipotong pajak di Amerika Serikat, tak ada lagi yang tersisa," kata Ketterle.
Lain lagi dengan Serge Haroche, yang ikut mememangi Nobel Fisika pada 2012. Ia belum memutuskan untuk apa hadiah uang yang dimilikinya lantaran padatnya jadwal sebagai dosen tamu, inagurasi, atau beragam pertemuan.
Sementara pemenang besar macam Presiden Barack Obama dan Uni Eropa yang menyabet Nobel pada 2012, lebih memilih amal sebagai ladang menghabiskan uang hadiah.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR