“Disebutkan dalam sumber bahwa tidak ada cukup area di pemakaman yang disediakan oleh gereja. Itulah sebabnya para korban dimakamkan di jalan menuju Mrągowo,” ujar Agnieszka Jaremek kepada The First News.
Berdasarkan foto yang beredar, suadah terlihat beberapa makam yang berisikan rangka manusia. Sejauh ini sudah ada kerangka dari 100 orang yang ditemukan dari 60 kuburan, terdiri dari anak-anak maupun dewasa.
Area yang digunakan sebagai permakaman bagi para korban wabah, masih terus digunakan sampai awal abad ke-19. Dari kuburan-kuburan ini, para arkeolog menemukan peninggalan barang-barang berupa kancing.
Direktur dari Department for the Protection of Monuments di Olsztyn, Joanna Sobolewska, mengungkapkan sisa-sisa dari manusia yang ditemukan akan menjalani tes serta analisis antropologis. Setelahnya, kerangka-kerangka manusia ini akan dikebumikan di pemakaman umum.
“Lokasi dari pemakaman akan ditentukan di kemudian hari,” tutur Sobolewska.
Baca Juga: Bakteri Penyebab Black Death Sudah Menyerang Manusia 5.000 Tahun Lalu
Mengenai wabah yang terjadi dimulai saat Great Northern War yang terjadi pada 1700 hingga 1721. Wabah yang memakan korban hingga ratusan ribu orang ini melanda wilayah yang sekarang disebut dengan Polandia bagian utara. Tidak hanya itu, wabah juga diketahui menyerang bagian lain di benua Eropa.
Dikutip dari History Collection, Great Northern War merupakan perang yang terjadi antara konfederasi pimpinan Rusia melawan Kerajaan Swedia disertai dengan banyak konflik serta wabah. Puncaknya terjadi di tahun 1708 hingga 1712 pandemi tersebut diyakini telah memasuki wilayah Eropa melalui Konstantinopel sebelum menyebar hingga wilayah Asia Tengah hingga Mediterania.
Peristiwa ini menyebabkan histeria di tengah masyarakat saat itu. Mereka tidak mengerti penyebab wabah, dan sifat penularannya. Kendati demikian, karantina dilakukan di banyak kota, salah satunya di Königsberg, wabah menjadikan tempat isolasi layaknya tempat untuk hukuman mati.
Baca Juga: Wabah Virus Corona Sempat Merebak di Asia Timur 20.000 Tahun Lalu
Wabah ini tercatat sebagai yang terburuk setelah Black Death di wilayah Circum-Baltic. Sebagian daerah mampu bertahan dari wabah ini. Akan tetapi, sebagian lainnya harus kehilangan jumlah penduduk yang tidak sedikit.
Sebut saja kota Hamburg yang kehilangan sembilan hingga sepuluh ribu penduduknya atau 15 persen dari total penduduk. Sementara di Malmö kehilangan 30 persen hingga 40 persen penduduknya. Diperkirakan total korban jiwa dari wabah ini mencapai hingga 150 ribu.
Lebih dalam tentang area penggalian ternyata didapati sisa-sisa pemukiman dari zaman Neolitikum. Selain itu para arkeolog dari Yayasan Dajna menemukan pula sisa-sisa Kekaisaran Romawi.
“Beberapa artefak yang ditemukan di sini antara lain bagian dari piring keramik dan manik berwarna biru,” kata Agnieszka Jaremek.
Para arkeolog menduga area tersebut dipilih sebagai wilayah pemukiman karena dekat dengan sumber air (danau) dan lahannya datar. Menurut perhitungan luas dari area pemukiman mencapai 50 hektare.
Baca Juga: Ternyata, Pemakaman Korban Black Death Dilakukan Secara Hati-hati
Source | : | The First News,History Collection |
Penulis | : | Maria Gabrielle |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR