Kegemukan umumnya dapat dideteksi dengan menghitung indeks massa tubuh (IMT). Namun ada standar IMT yang berbeda bagi orang Asia dan Kaukasia. Mengapa demikian? Apakah karena ukuran Asia umumnya lebih kecil dari tubuh orang Kaukasia?
Menurut pakar gizi klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr Fiastuti Witjaksono, SpGK, ukuran tubuh orang Asia yang umumnya lebih kecil dari tubuh orang Kaukasia bukanlah alasan kenapa standar IMT untuk berat badan normal di Asia lebih kecil. Sebaliknya, standar tersebut dibuat agar orang Asia lebih dini menyadari adanya kegemukan dalam dirinya.
"Orang Kaukasia cenderung memiliki faktor risiko penyakit yang lebih kecil dibanding dengan orang Asia. Ini karena kepedulian mereka terhadap kesehatan sudah tinggi," ujar Fiastuti saat ditemui dalam sebuah diskusi kesehatan, di Jakarta.
Standar IMT berat badan normal orang Kaukasia berkisar 18,5- 25. Sementara pada orang Asia berkisar 18,5-22,9. Artinya, IMT lebih dari 23 bagi orang Asia sudah dikategorikan sebagai kegemukan atau kelebihan berat badan.
Menurut Fiastuti, dengan IMT yang lebih besar, orang Kaukasia tetap peduli dengan risiko kesehatan seperti diabetes mellitus, penyakit jantung, dan penyakit degeneratif lain dengan rutin memeriksakan kesehatannya. Sementara orang Asia belum banyak yang seperti itu sehingga IMT lebih dari 23 saja sudah memiliki risiko penyakit.
Kegemukan merupakan masalah global dan salah satu faktor risiko penyakit degeneratif. Disadari atau tidak, prevalensi kegemukan semakin tinggi, bahkan hingga usia muda.
Karena itu, dibutuhkan kesadaran untuk memeranginya. Menurut Fiastuti, cara paling efektif memerangi kegemukan adalah dengan mengurangi asupan makanan dan memperbanyak energi yang keluar.
"Selain itu, rutin menghitung indeks massa tubuh merupakan salah satu cara untuk mengontrol berat badan. Dan ingat, standar IMT untuk berat badan ideal orang Asia dan Kaukasia berbeda," tandas dia.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR