Nationalgeographic.co.id - Para arkeolog melaporkan telah menemukan sisa-sisa buket bunga yang terpelihara dengan sangat baik di sebuah terowongan bawah tanah di Piramida Teotihuacan. Situs kota kuno, yang terletak di timur laut yang sekarang bernama Mexico City.
Piramida Teotihuacan adalah bagian dari "Temple of the Feathered Serpent" yang dibangun untuk menghormati Quetzalcoatl, dewa ular yang disembah di Mesoamerika. Piramida itu sendiri sangat besar dengan tinggi mencapai 75 kaki atau sekitar 23 meter ketika pertama kali dibangun, membuatnya lebih tinggi dari Sphinx Giza dari Mesir kuno.
Di situs Teotihuacan terdapat beberapa piramida dan berkembang antara sekitar 100 Sebelum Masehi (SM) hingga dan 600 M. Situs tersebut memiliki inti perkotaan yang mencakup 8 mil persegi sekitar 20 kilometer persegi dan mungkin memiliki populasi sekitar 100.000 orang.
Baca Juga: Apakah Piramida Meksiko Ini Terbesar di Dunia?
Di hampir 2.000 tahun yang lalu, orang-orang kuno yang tinggal di situs Teotihuacan membungkus seikat bunga menjadi buket bunga yang indah, meletakannya di bawah tumpukan kayu dan membakar tumpukan itu. Karangan bunga itu diperkirakan merupakan bagian sesajian yang dilakukan masyarakat kuno di wilayah itu.
"Karangan bunga itu kemungkinan merupakan bagian dari ritual, mungkin terkait dengan kesuburan, yang dilakukan oleh masyarakat adat di terowongan," kata Gomez-Chavez seorang arkeolog dari Institut Antropologi dan Sejarah Nasional Meksiko (INAH) yang memimpin penggalian terowongan kepada Live Science.
Para arkeolog menemukan karangan bunga di kedalaman 59 kaki atau sekitar 18 meter di bawah tanah di bagian terdalam terowongan.
Dalam penggalian itu, banyak potongan tembikar, bersama dengan patung yang menggambarkan Tlaloc, dewa yang terkait dengan curah hujan dan kesuburan, ditemukan di samping karangan bunga. Tim berharap dengan menentukan identitas bunga, mereka dapat mempelajari lebih lanjut tentang ritual.
Baca Juga: Arkeolog Singkap Ritual Pemakaman Nenek Sihir dan Bekal Kuburnya
Temuan karangan bunga oleh tim arkeolog itu hanya beberapa minggu lalu. Pada setiap buketnya, jumlah bunganya bervariasi. Peneliti mencatat, bahwa satu buket memiliki 40 bunga yang diikat bersama, sementara buket lainnya memiliki 60 bunga.
Para arkeolog menemukan bukti api unggun besar dengan banyak potongan kayu yang terbakar di mana karangan bunga diletakkan. "Tampaknya orang-orang meletakkan karangan bunga di tanah terlebih dahulu dan kemudian menutupinya dengan banyak kayu. Banyaknya kayu tampaknya telah melindungi karangan bunga dari nyala api unggun," kata Gomez-Chavez.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR