"Saya mau tanya. Di lingkungan sekolah kami itu dekat dengan kampung (pembuat) batik. Nah, kami ingin mengusulkan untuk mendorong masyarakat pembuat batik untuk menggunakan pewarna alami. Apakah (ide) itu bisa kami masukkan?" seorang guru sekolah menengah atas tiba-tiba menyela penjelasan Admal Syayid dari Toyota Astra Motor.
"Tentu saja bisa. Itu sebuah usulan yang bagus, Pak. Kuncinya, bagaimana kita mengenali lingkungan sekitar kita, lalu lihat masalah yang ada. Dari situlah, kita usulkan gagasan atau ide yang dapat mengatasi masalah tadi," jawab Admal dengan lugas.
Pendidik yang ramah itu menjelaskan, warga sekolah telah memiliki atensi terhadap limbah dari pencucian batik, yang menggunakan pewarna kimia, yang langsung digelontorkan ke selokan - tanpa melalui proses pengolahan limbah. Tentu saja, hal ini membuat mereka gusar.
"Nah, tunggu apalagi Pak, ayo tuliskan ide untuk memecahkan masalah itu," Admal memberikan semangat.
Begitulah, salah satu percakapan yang menarik dalam sosialisasi kompetisi Toyota Eco Youth ke-8 di Kota Yogyakarta Senin (28/10/13). Setelah pertanyaan pembuka itu, hadirin yang terdiri pelajar dari 30 sekolah di wilayah Yogyakarta, yang didampingi guru pembimbing, segera mengacungkan tangan. Ada sejumlah pertanyaan yang menggantung di benak, sementara Admal belum lagi tuntas menyelesaikan penjelasan.
"Wah, senang rasanya melihat teman-teman begitu bersemangat ya. Semoga, dari Yogyakarta bisa terpilih dalam 20 proposal ide terbaik," kata Admal. Boleh jadi, semangat mereka sekaligus menunjukkan semangat kaum muda dalam menyambut Hari Sumpah Pemuda.
Sosialisasi ini merupakan rangkaian dari kompetisi Toyota Eco Youth yang digelar oleh produsen otomotif terbesar, Toyota. Kini, kompetisi telah menginjak penyelenggaraan yang kedelapan.
Jakarta, Makassar—Sulawesi Selatan, dan kini Yogyakarta, Toyota Eco Youth bersama National Geographic Indonesia dan Majalah Hai kembali menggelar kegiatan sosialisasi dan perkenalan kepada siswa-siswi sekolah menengah atas dan kejuruan.
Tujuannya, para pelajar mampu melahirkan gagasan atau ide yang mampu mengatasi permasalahan yang ada di sekitar lingkungan sekolah—setidaknya dalam radius lima sampai sepuluh kilometer. Tentu, dalam jangka panjang, kompetisi ini diharapkan mampu menghadirkan generasi muda yang tanggap dan bertanggung jawab terhadap permasalahan lingkungan serta sosial yang terjadi di sekitar kita.
Setelah melakukan sosialisasi di Jakarta (melalui gelaran Hai Day—Celebrating Eco Youth) dan Makassar, pihak panitia kompetisi menyatakan bahwa proposal ide yang telah terkumpul lebih dari 170 gagasan. Selain menuliskan gambaran dan rencana gagasan setelah sosialisasi dilakukan, para pelajar juga terus mengumpulkan usulan solusi itu melalui situs web www.ecoyouthtoyota.com
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR