Nationalgeographic.co.id - Para peneliti berhasil mengidentifikasi fosil reptil dari 231 juta tahun yang lalu. Reptil purba ini diberi nama Taytalura alcoberi yang berarti ayah dari para kadal dalam bahasa Quechua dan Kakán.
Berawal dari mengamati gambar tengkorak reptil purba itu, seorang peneliti bernama Tiago R. Simões bergerak untuk mendapatkan data melalui CT scan dan mencari tahu lebih dalam. Dilansir dari Lab Manager, dalam rilis yang dikeluarkan oleh Universitas Harvard, Tiago R. Simões saat melihat gambar itu langsung dapat mengetahui betapa pentingnya fosil ini.
Benar saja, setelah dilakukan analisis pemindaian diketahui kalau fosil ini milik spesies baru reptil mirip kadal. Menariknya, fosil tersebut mewakili banyak spesies reptil yang hidup saat ini mulai dari kadal, ular, dan kerabat dekat lainnya.
Tengkorak Taytalura alcoberi ini ditemukan saat penggalian di Taman Provinsi Ischigualasto, Argentina. Temuan ini merupakan tengkorak utuh tiga dimensi pertama hewan purba dari jenis ini yang pernah ditemukan.
Baca Juga: Hiu Prasejarah Melawan Reptil Terbang Pteranodon, Siapa yang Menang?
“Kami memiliki sangat sedikit fosil dari 240 atau 250 juta tahun yang lalu. Adapun fosil-fosil yang kami miliki sangat terfragmentasi, misal hanya rahang dan gigi,” ujar Tiago R. Simões dalam rilis.
“Temuan fosil yang terpelihara dengan baik untuk pertama kalinya ini memberikan petunjuk tentang garis keturunan (reptil) yang hidup di Argentina,” lanjutnya.
Taytalura alcoberi diperkirakan hidup pada akhir Zaman Trias, sekitar 231 juta tahun lalu. Dikutip dari Sci News, Reptil purba ini masuk dalam klad Lepidosauromorpha, kelompok besar yang mencakup di dalamnya squamata (kadal dan ular) dan sphenodontian (tuatara).
Dr. Ricardo Martinez dari Instituto y Museo de Ciencias Naturales di Universidad Nacional de San Juan mengatakan Lepidosauromorpha dan Archosauromorpha mewakili dua cabang besar dalam pohon keluarga reptil yang masih ada sampai sekarang. Spesies Taytalura alcoberi sekitar 11 juta tahun lebih muda dari lepidosauromorpha tertua di Eropa dan kira-kira seusia dengan lepidosauromorpha tertua di Amerika Serikat.
Tengkorak dari Taytalura alcoberi ini memiliki kesamaan dengan tuatara modern. Beberapa fitur anatominya khas sphenodontian, pasti berasal dari awal evolusi lepidosauromorpha.
Lebih lanjut, dari analisa didapati bahwa gigi Taytalura alcoberi berbeda dari Lepidosauria (sub-grup Lepidosauromorpha) yang masih hidup maupun yang sudah punah. Fakta menarik lainnya, hampir semua fosil lepidosauria ditemukan di benua Eropa, Taytalura alcoberi merupakan lepidosauria awal yang ditemukan di Amerika Selatan.
Baca Juga: Ypupiara lopai, Spesies Baru dari Dinosaurus Berbulu di Brasilia
Maka dari itu muncul dugaan kalau hewan purba ini mampu bermigrasi jarak jauh. Tentu saja, hal ini mengesankan mengingat ukuran tubuh mereka yang kecil. Walau panjangnya belum bisa diperkirakan secara akurat, yang sudah diketahui kepalanya berukuran satu inci atau 2,54 sentimeter. Diduga Taytalura alcoberi merupakan pemakan serangga.
“Kemungkinan (Taytalura alcoberi) dimangsa oleh beberapa dinosaurus pertama yang hidup di bumi,” kata Tiago R. Simões.
Para peneliti berharap ke depannya dapat menemukan batuan tua yang mengandung fosil di Argentina atau wilayah lain di Amerika Selatan. Hanya dengan cara tersebut mereka bisa mengetahui kapan tepatnya spesies–spesies ini muncul dan dapat menjadi bukti penting dalam memahami evolusi reptil.
“Lepidosauria berhasil bertahan hidup melalui tiga dari total lima kepunahan massal yang terjadi dalam 260 juta tahun terakhir. Dengan merekonstruksi sejarah evolusi lepidosauria secara akurat, mungkin kita dapat mengetahui secara detil bagaimana reptil ini berhasil bertahan hidup dan berkembang di lingkungan yang berubah–ubah,” ucap Tiago R. Simões.
Sementara itu hasil analisa dari fosil tengkorak Taytalura alcoberi dipublikasikan di laman Nature dengan judul A Triassic stem lepidosaur illuminates the origin of lizard-like reptiles pada tanggal 25 Agustus 2021.
Source | : | Sci News,Lab Manager |
Penulis | : | Maria Gabrielle |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR