Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mengembangkan penyimpanan atau konservasi sperma beku kambing gembrong untuk menyelamatkan populasi spesies endemik di Bali itu.
"Populasi kambing gembrong semakin menurun, dan terancam punah. Saat ini populasi kambing gembrong tidak lebih dari 50 ekor di Indonesia," kata peneliti Fakultas Peternakan UGM Jafendi Hasoloan Purba Sidalolog di Yogyakarta, Jumat (8/11).
Menurut dia, data menunjukkan pada 2013 terdapat 29 kambing gembrong yang terdiri atas 14 jantan dan 15 betina yang dilestarikan secara in situ di Kabupaten Karangasem, Bali, sedangkan pelestarian eksitu di Mojokerto, Jawa Timur, terdapat 20 ekor.
"Kambing gembrong nyaris punah, sehingga usaha konservasi sperma beku dari semua kambing gembrong jantan di Bali perlu diusahakan. Ada tujuh ekor indukan jantan, yakni dua ekor di Taman Ujung, empat ekor di Wisnu Sagara, dan satu ekor di Bugbug," katanya.
Ia mengatakan konservasi sperma beku kambing gembrong telah dilakukan UGM sejak 2012. Upaya itu juga dilakukan oleh Universitas Airlangga dan Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari Kementerian Pertanian.
Melalui konservasi sperma beku kambing beku yang dilakukan tiga lembaga tersebut saat ini terdapat lebih dari 500 straw sperma beku kambing gembrong. "Setiap tahun diharapkan bisa dihasilkan minimal 500 straw semen beku kambing gembrong," kata Guru Besar Fakultas Peternakan UGM itu.
Menurut dia, penyelamatan dan pelestarian kambing gembrong perlu didukung oleh semua pemangku kepentingan baik pemerintah, swasta maupun masyarakat agar upaya tersebut bisa berjalan dengan baik dan membawa hasil.
"Konservasi plasma nutfah melalui konservasi sperma itu perlu dukungan dan kerja sama dari semua pihak. Jika tidak, kambing gembrong benar-benar akan hilang dari Indonesia," katanya.
Dekan Fakultas Peternakan UGM Ali Agus mengatakan Fakultas Peternakan UGM berkomitmen untuk menyelamatkan kambing gembrong. Salah satunya dengan melakukan konservasi sperma beku kambing gembrong untuk inseminasi buatan. "Upaya konservasi harus segera dilakukan karena kondisinya sudah sangat kritis, populasinya terus berkurang," katanya.
Konservasi sperma perlu dilakukan pada berbagai hewan langka di Indonesia. Konservasi dilakukan dengan cara menampung, memproses, dan menyimpan sperma di dalam nitrogen cair. Upaya itu dilaksanakan demi kelangsungan hidup hewan yang hampir punah sebagai sumber kekayaan alam Indonesia.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR