Karena mengunyah permen karet dianggap berkhasiat menenangkan, tentara Amerika Serikat pada Perang Dunia II dibekali permen karet. Setiap tentara rata-rata menghabiskan 3.000 potong permen karet setahun. Sebenarya, tidak mereka makan sendiri, tetapi dibagikan juga kepada anak-anak dan orang biasa yang mereka temui.
Amerika Serikat bahkan menjatuhkan permen karet dari pesawat terbang di Filipina ketika negara itu diduduki Jepang. Pada kemasan permen karet itu tertulis janji Jenderal Douglas MacArthur, "I shall return" (saya akan kembali). MacArthur memang berjanji akan datang kembali untuk mengusir Jepang.
Penduduk Kepulauan Pasifik sampai sekarang masih tergila-gila pada permen karet dan bubble gum yang diperkenalkan lebih dari setengah abad lalu. Sejak Perang Dunia II, permen karet tidak lagi dibuat dari getah pohon sawo, tetapi dari bahan sintetis.
Di Amerika Serikat sendiri mulanya mengunyah permen karet di muka umum dianggap kebiasaan yang menjijikkan, "seperti ternak sedang memamah biak". Kemudian zaman berubah. Bukan tentara saja yang dibekali permen karet, tetapi bintang-bintang olahraga seperti Michael Jordan pun akrab sekali dengan permen kenyal yang dikunyah-kunyah itu. Sekarang, permen karet boleh dikunyah di mana-mana, meskipun ada pengecualian seperti saat beribadat, saat di dalam kelas, dan pada kesempatan resmi.
Di dunia ini ada negara yang tidak suka penduduknya mengonsumsi permen karet. Kalau ketahuan membuang sisa permen karet di tempat umum, dendanya tidak tanggung-tanggung, yaitu senilai beberapa juta rupiah. Kata mereka, sulit membersihkan jalan, bangku dan sebagainya dari sisa permen karet yang menempel, padahal mereka ingin negara mereka bersih. Anda pasti tahu negara itu. Ya, betul! Tetangga kita, Singapura!
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR