Mata air dan kolam itu bukan satu-satunya tujuan wisatawan ke Bayan. Rombongan dibawa berjalan melintasi persawahan yang cantik. Di sana dijumpai kegiatan petani yang sedang bercocok tanam. Lalu wisatawan di bawa ke desa adat tempat mesjid Kuno bayan berada. Selanjutkan ke tempat kerajinan desa dan ke rumah-rumah adat tempat dilaksanakannya ritual-ritual khas desa Bayan.
Perjalanan diakhiri makan siang di kantor desa tempat awal berangkat. Menunya adalah menu makanan khas Bayan yang jarang ditemui di wilayah Lombok lainnya. Lagi-lagi para tamu memberi masukan soal menu dan penyajian makanannya agar lebih menarik minat wisatawan.
Begitulah kiat warga untuk menjadikan desanya menjadi tujuan wisata. Yang mereka tawarkan untuk wisawatan adalah kekhasan yang mereka miliki. Bagi wisatawan mancanegara kekhasan suatu daerah menjadi hal yang menarik. Mereka mengemas dan mengelola kehidupan sehari-hari menjadi paket wisata yang diharapkan bisa membawa pemasukan bagi warga desa. Ekonomi kreatif yang mereka kembangkan secara swadaya.
Di desa Bayan, sebuah perkampungan yang sederhana bisa diupayakan menjadi tujuan wisata. Bukan dari hal yang “wah” dan muluk-muluk. Tetapi dari keseharian warga desa, dari kesederhanaan mereka, tradisi yang terus berlanjut dan sumber daya alam yang terus dijaga dan diupayakan kelestariannya. Hutan adat dan mata air yang mereka banggakan semakin bermakna bagi mereka.
Penulis | : | |
Editor | : | Fatimah Kartini Bohang |
KOMENTAR