Para ilmuwan mesti menempuh pendekatan yang konservatif saat hendak mencari planet layak huni. Demikian menurut James Kasting, Evan Pugh Professor of Geosciences di Penn State University.
Yang dimaksud "pendekatan konservatif" adalah mencari planet yang memiliki air cair dan permukaan yang solid atau lentur. Bukan bola gas raksasa seperti Yupiter dan Saturnus.
Zona layak huni dalam sebuah tata surya adalah kawasan yang memungkinkan keberadaan air cair. Pengertian zona layak huni ini merupakan kunci, karena hal ini dijadikan dasar dalam mendesain teleskop antariksa untuk mencari planet yang mampu menyokong kehidupan.
"Hal itu merupakan pertanyaan terbesar sekaligus tertua yang berusaha dijawab oleh ilmu pengetahuan: apakah ada kehidupan lain di luar Bumi?" kata Kasting.
Kemampuan sebuah planet untuk menampung air cair adalah kriteria paling umum dalam pencarian planet layak huni. Beberapa pihak berpendapat bahwa air di bawah permukaan sudah cukup untuk menopang kehidupan. Namun, untuk mengujinya dari jarak jauh amat sulit dilakukan. Jadi, astronom diimbau untuk tetap berpegang pada kriteria air permukaan, tulis Kasting dan rekannya dalam edisi khusus jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.
"Semua bentuk kehidupan yang kita ketahui berdasarkan karbon, dan sepanjang daur hidupnya, karbon butuh kehadiran air cair," tulis Kasting dalam makalahnya. "Karenanya, jika kita melihat bukti keberadaan air cair pada sebuah planet, kita bisa segera berpikir kemungkinan adanya kehidupan berbasis karbon."
Penulis | : | |
Editor | : | Oik Yusuf |
KOMENTAR