Ada sejumlah tempat menarik di Kemang yang kadang saya datangi di waktu senggang:
1. HERO KEMANG.
Cabang ke-12 (1986) pasar eceran modern pertama Indonesia milik Muhammad Saleh Kurnia. Di ujung Jl Kemang Selatan 1 (dulu Jl Kelurahan Bangka). Seatap toko buku Perplus, menjembatani antarbudaya.
2. DWITAMA GALLERY.
Sejak 1990 meramaikan jajaran usaha mebel kayu sepanjagn Kemang Timur – 48 A. Membiarkan bentuk alami pohon, urat kayu geometris ditaut dengan teknik tradisional – pasak – menjadi mebel sarat seni.
3. TORNADO COFFEE.
Kemang Utara VIII/66 pindahan dari Bangka Raya. Kedai kopi pilihan komunitas – dari pernik komik sampai jam session gitar akustik. Memuaskan tamu sampai pulang, melebihi jam buka 08:00-00:00.
4. GEDUNG DUA8.
Namanya meminjam lokasi : sudut segitiga jalur searah Kemagn Utara 28. Memamerkan karya seni budaya seni budaya suku asli milik antropolog Dea Sudarman, pk 10:00-17:00. Gratis. Kerap jadi tuan rumah diskusi dan putar film.
5. LA CODEFIN.
Tempat nongkrong anak muda penuh gaya sejak November 2008 di Kemagn Raya 12, di simpul kemacetan Kemang 1. Mengudap yoghurt Sour Sally sampai Soto Hut tradisional, diselingi belanja distro.
6. AK.’SA.RA.
Awalnya huruf, sejak Oktober 2000 dengan 40.000 buku – favorit arsitek dan desainer interior, 75% berbahasa Inggris. Ada kursi nyaman untuk membaca – tak perlu takut diusir satpam seperti di toko buku lain.
7. OKTROI PLAZA.
Di simpul kemacetan Kemang Raya 1-Kemang Utara-Kemang 1. Bioskop mini – layar 4x5m, proyektor LCD – buka 24 jam untuk menikmati koleksi film klasik yang tersedia, atau koleksi sendiri.
8. TOKO SANDANG SENAYAN.
Di Kemang Raya 3 sejak 1978, melayani bahan pakaian, sapu tangan hignga suku cadang mesin jahit bagi 10 pelanggan sehari, kebanyakan warga asing, dan istimewa : Linda Mangan Ali Sadikin.
9. KEM CHICKS.
Rumah belanja pertama yang melayani kebutuhan boga warga asing di Kemang Raya 3-5, dipugar menyatu dengan the Mansion at Kemang pada 2010.
10. JAJAN PINGGIR JALAN.
Melahap sate ayam, bakso, mi ayam, ketoprak, es cendol sambil berbincang akrab di lahan tersisa pojok deretan café, bar & resto. Kibasan debu dan rentetan klakson, tak apalah sedikit mengganggu.
*) dimuat di National Geographic TRAVELER Vol.I No.5, Juli-Agustus 2009, hlm.24-29
Penulis | : | |
Editor | : | Kahfi Dirga Cahya |
KOMENTAR