Dari kawasan Monas kami berjalan ke arah Thamrin. Di Halte Sarinah, Sadono pamit, sementara saya bertemu rekan yang sedang berteduh di bawah jembatan penyeberangan.
Kami memutuskan untuk mencicipi soto di Jalan Sabang. Kawasan ini memang menjadi salah satu tujuan wisata kuliner di ibukota. Berbagai macam kuliner dari berbagai daerah di Nusantara tersedia di tempat ini. Tak jauh dari tempat ini pula, terdapat Jalan Jaksa yang merupakan sebuah kawasan yang populer di kalangan backpacker berada.
Sore itu saya memesan soto ayam ditambah sepiring nasi, agar semakin sedap di lidah, sebungkus kerupuk kulit tentu menjadi pasangan yang pas. Kami melahap habis tak bersisa Soto Ayam Jalan Sabang itu. Dari Jalan Sabang, kami berjalan kaki menuju Bundaran HI. Hujan masih mengguyur, namun refleksi jalanan yang tergenang air menyisakan keindahan dari refleksi kota saat senja. Memanfaatkan ponsel pintar seperti HTC One Dual Sim ini akan membantu kita para pecinta mobile photography untuk berkreasi meskipun cuaca sedang tidak baik.
Saya mengambil lampu-lampu jalanan, bangunan, dan yang paling penting tentunya mengambil foto Bundaran HI. Senja adalah saat paling menarik mengambil foto tempat ini. Terlebih lagi di akhir pekan dan hujan, kendaraan yang tidak terlalu ramai namun.
Menggunakan beberapa fitur yang ditanamkan di perangkat ini, saya bisa menghasilkan sebuah foto Bundaran HI yang tak kalah dengan kamera digital.
Perjalanan akhir pekan saya akhir dengan menumpang kembali kereta Commuter Line jurusan Bogor. Akhir pekan dengan kendaraan umum, berjalan kaki, dan ratusan frame foto yang diambil dengan HTC One Dual Sim.
Sementara Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Tulus Abadi menilai luas RTH di Jakarta masih sangat kurang jika dibandingkan luas mal. "Gubernur harus memperbanyak RTH, dari data yang saya baca RTH di DKI itu hanya 270 hektar, lebih sempit dibanding luas mal di Jakarta yang 390 hektare," kata Tulus.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR