Menurut penelitian yang dipublikasikan di Ecology Letters, leluhur ular dan kadal kemungkinan melahirkan, bukan bertelur. Dan dari waktu ke waktu spesies ini telah beralih bolak-balik dalam sistem reproduksi yang mereka sukai.
“Ini merupakan penemuan yang tidak biasa dan kontroversial dan bertolak belakang dengan pemikiran di sekolah,” kata Alex Pyron, asisten profesor Biologi di Columbus College of Arts and Sciences di Universitas George Washington. “Sebelumnya, para peneliti lama mengasumsikan bahwa nenek moyang ular dan kadal bertelur. Dan bahwa jika suatu spesies beralih ke sistem melahirkan, tidak pernah balik lagi ke sistem bertelur. Kami menemukan ini tidak terjadi.”
Temuan ini mendorong pemahaman peneliti terhadap evolusi kelahiran dan kembali lagi ke sistem bertelur pada 175 juta tahun yang lalu. Ini juga menunjukkan bahwa sistem melahirkan memiliki masa lalu yang jauh lebih kuno sebagai strategi daripada yang diyakini sebelumnya.
Temuan ini didukung oleh beberapa penemuan fosil plesiosaurus dan mosasaur penemuan terbaru dan catatan beberapa fosil kadal dari Periode Cretaceous, yang memiliki embrio pada ibu dan memiliki sistem melahirkan.
Secara total, sekitar 115 kelompok kadal dan ular, atau sekitar 2.000 spesies, memiliki sistem melahirkan. Kini, 8.000 spesies lain bertelur.
Selanjutnya, Pyron menganalisis semua tetrapoda, sebuah kelompok yang terdiri dari hewan dengan empat kaki, seperti amfibi, reptil, unggas, mamalia dan kura-kura, untuk melihat apakah ada kejutan baru tentang evolusi mode reproduksinya. Dia juga ingin menguji genetika di balik evolusi mode reproduksi.
Penulis | : | |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR