Angkatan Udara Amerika Serikat saat ini sedang mengembangkan teknologi baru penyamaran yang dapat digunakan untuk kepentingan perang, dengan metode pengalihan cahaya. Teknologi itu dikembangkan di Melbourne, Australia, oleh para peneliti kedua negara.
Pengembangan teknologi baru ini menggunakan model komputer untuk meniru materi alamiah yang bisa digunakan mengalihkan arah cahaya sesuai yang dikehendaki.
Menurut Profesor Tiffany Walsh dari Deakin University, Australia, para peneliti bisa belajar banyak dari materi alamiah tersebut, termasuk lapisan dari cangkang mutiara.
"Dengan belajar dari alam, kami bisa mengatur partikel yang sangat kecil yang kami sebut partikel nano, dengan ketepatan penuh dalam bentuk 3D," jelas Prof Walsh.
"Partikel nano ini sangat mampu menghamburkan cahaya pada gelombang tertentu dengan cara yang tidak diduga," tambahnya.
Pengembangan model partikel nano ini dilakukan dengan menggunakan komputer di Victorian Life Sciences Computation Initiative yang ada di Melbourne.
Menurut Profesor Marc Knecht dari Miami University, Amerika Serikat, hasil penelitian ini akan digunakan oleh Angkatan Udara AS. "Mereka akan menggunakan pengaturan gelombang cahaya ini untuk kamuflase sehingga mereka tidak akan kelihatan oleh musuh di medan perang," katanya.
"Angkatan Udara AS sangat antusias dengan proyek ini," tambah Prof Knecht.
Namun, Prof Walsh tidak bisa memastikan kapan pihak AS akan mulai menerapkan teknik baru ini di medan perang.
"Ide kami ini, saya kira, pihak Angkatan Udara akan mengembangkannya, tetapi saya tidak tahu kapan dan siapa yang bertanggung jawab di sana," katanya.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR