Nationalgeographic.co.id—Bulan yang terlihat indah dari Bumi memiliki permukaan yang berkawah-kawah. Sekitar 83 persen dari permukaan bulan terdiri dari dataran tinggi yang dipenuhi kawah.
Dataran tinggi bulan berupa gunung-gunung landai tanpa adanya tebing ataupun puncak gunung yang tajam. Pegunungan bulan terlihat seperti kumpulan bukit yang sangat landai dan dipenuhi kawah.
Ketika bentuk dari permukaan bulan yang sebenarnya telah banyak diketahui, lantas muncul pertanyaan lain tentang apa sebenarnya yang ada di dalam bulan (inti bulan).
Sebuah penelitian ilmiah yang dipublikasikan pada bulan Mei 2023 menemukan bahwa inti dalam bulan sebenarnya adalah bola padat dengan kepadatan yang mirip dengan besi.
Para peneliti berharap hal ini akan membantu menyelesaikan perdebatan panjang tentang apakah inti dalam bulan padat atau cair.
Tim penelitian yang dipimpin oleh astronom Arthur Briaud dari Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis menulis, dari hasil penelitian, mereka mempertanyaan evolusi medan magnet bulan berkat demonstrasi keberadaan inti dalam, seperti dilansir dari Science Alert.
Mereka juga mendukung skenario perputaran mantel global yang memberikan wawasan substansial tentang garis waktu pemboman bulan dalam satu miliar tahun pertama Tata Surya.
Penyelidikan komposisi bagian dalam objek di Tata Surya sendiri paling efektif dilakukan melalui data seismik. Data seismik mengacu pada data yang diperoleh dari berbagai tingkat bawah permukaan Bumi menggunakan teknik seismik.
Cara gelombang akustik yang dihasilkan oleh gempa bergerak melalui dan memantul dari material di dalam planet atau bulan dapat membantu peneliti membuat peta terperinci bagian dalam objek.
Para peneliti kebetulan memiliki data seismik bulan yang dikumpulkan oleh misi Apollo, tetapi resolusinya terlalu rendah untuk menentukan secara akurat keadaan inti dalam.
Mereka tahu ada inti luar yang cair. Model inti dalam yang padat dan inti yang sepenuhnya cair bekerja sama baiknya dengan data Apollo.
Baca Juga: Simpan Lebih Banyak Karbon Dibandingkan Seluruh Hutan di Dunia, Lahan Gambut Justru Diabaikan?
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR