Sebuah studi menyebutkan, dari 10 siswa sekolah yang ada di Inggris hanya 4 yang mengaku pernah belajar dan berdiskusi mengenai pendidikan seks di sekolah. Kondisi ini memunculkan kekhawatiran dan pertanyaan baru, apa yang harus dilakukan jika sesuatu terjadi (pada mereka)?
Survei yang dilakukan oleh Sex Education Forum melibatkan 890 siswa dengan rentang usia 14 sampai 25 tahun. Kebanyakan mengatakan tidak pernah mendiskusikan pendidikan seks di kelas, sebagian lagi bingung ke mana harus mendapatkan bantuan konsultasi. Yang paling parah, sekitar 40 tidak tahu bagaimana harus menemukan klinik kesehatan yang ada di seputar mereka. Padahal di usia ini, mereka perlu pengajaran seks yang tepat.
Studi ini merupakan bagian dari kampanye Telegraph Wonder Women yang bertujuan untuk membantu pemerintah dalam memberbaharui bahan ajar pendidikan seks. Kampanye ini pertama kali diterbitkan tahun 2000, saat internet belum sesemarak sekarang ini.
Yang paling menjadi catatan adalah kurangnya diskusi kelas tentang bagaimana mengatakan “tidak” atau sekadar membedakan antara pornografi dan seks. Selain itu, tidak ada panduan resmi untuk guru tentang bagaimana berbicara permasalahan yang sangat kompleks di kalangan remaja ini.
“Kita harus mendengarkan bukti dan membuat pendidikan seks yang berkualitas tinggi. Survei ini juga memberi usul kepada sekolah-sekolah untuk memberi hadiah khusus kepada siswa yang mempunyai pengetahuan bagus perihal pendidikan seks,” ujar Lucy Emmerson, koordinator dari Sex Education Forum.
Catatan lain yang perlu diperhatikan adalah pendidikan seks yang sudah ada terkesan masih sangat teoretis, begitu keluh para peserta survei. Yang paling dibutuhkan adalah praktik langsung, dalam artian pendampingan dan nasihat yang sifatnya mendidik.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR