Nationalgeographic.co.id—Kabar mengkhawatirkan datang dari iguana merah muda atau Conolophus marthae dari Galapagos. Hasil awal dari sensus komprehensif pertama mengungkapkan reptil dari famili Iguanidae itu sangat membutuhkan tindakan konservasi alias terancam punah.
Telat dilakukan ekspedisi gabungan oleh Galapagos Conservancy dan Direktorat Taman Nasional Galapagos (GNPD) selama 10 hari, baru-baru ini. Melansir dari laman Galapagos Conservancy sebanyak 30 ilmuwan dan penjaga taman melakukan survei populasi Iguana Merah Muda di area seluas hampir 1.000 hektar di area Wolf Volcaco, Pulau Isabela.
Mereka menggunakan metode mark-recapture untuk menganalisis populasi iguana merah muda. Hasilnya, ilmuwan dari Galapagos Conservancy memperkirakan jumlah total iguana merah muda di habitat aslinya sebanyak 211 ekor.
“Dalam sensus, 53 iguana ditemukan dan (sementara) ditangkap. 94 persen iguana merah muda tinggal di ketinggian lebih dari 1.500 meter di atas permukaan laut,” ujar pihak Taman Nasional Galapagos kepada Phys.
Baca Juga: Spesies Baru dari Iguana Hitam Ditemukan di Karibia, Seperti Apa?
Adapun hal yang mengkhawatirkan adalah tidak ditemukannya iguana merah muda yang masih muda, mereka terakhir terlihat pada tahun 2014 lalu. Para peneliti merasa prihatin dengan adanya predator seperti hewan-hewan pengerat maupun kucing-kucing liar yang memangsa telur iguana merah muda dan yang baru menetas.
Pihak GNPD dan Galapagaos Conservancy telah menempatkan sejumlah kamera tersembunyi di dekat puncak Wolf Volcano. Dilengkapi dengan sensor yang bisa mendeteksi gerakan, rekaman dari kamera-kamera ini akan membantu para peneliti untuk memahami perilaku iguana merah muda dan bahaya yang mengancam mereka. Video yang diunggah pada laman Galapagos Conservancy menunjukkan seekor hewan pengerat yang kemungkinan memangsa telur ataupun iguana merah muda yang baru menetas.
Jorge Carrion selaku manajer dari Galapagos Conservancy Conservation lebih dalam menjelaskan selama masa ekspedisi didapati bahwa rasio antara iguana merah muda jantan dan betina sama. Hal ini menandakan spesies ini tidak memiliki siklus reproduksi yang sama dengan iguana kuning.
Selain itu ditemukan simbiosis antara iguana merah muda dan burung kutilang darwin yang belum pernah terekam kamera sebelumnya. Burung memakan parasit yang ada di tubuh iguana merah muda. Pemandangan tidak biasa juga didapati dari ekspedisi ini, di mana seekor iguana seperti mencari sinar matahari.
Direktur GNPD, Danny Rueda dan direktur konservasi di Galapagos Conservancy sepakat bahwa menyelamatkan iguana merah muda menjadi prioritas utama konservasi saat ini.
“Mengingat adanya predator dan kurangnya iguana merah muda yang masih muda, serta jangkauan geografis spesies yang terbatas, iguana merah muda berada pada risiko kepunahan yang mungkin segera terjadi,” kata mereka kepada Sci News.
Baca Juga: Lengkungan Darwin, Formasi Batuan Ikonik di Galapagos, Ambruk ke Laut
Iguana merah muda tidak hanya berbeda secara warna dengan iguana lainnya. Dikutip dari laman Galapagos Conservation Trust, mereka pertama kali terlihat oleh penjaga taman nasional pada tahun 1986.
Source | : | Galapagos Conservacy,Galapagos Conservation Trust |
Penulis | : | Maria Gabrielle |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR